Liputan6.com, Pyongyang - Suatu konser ala K-pop versi Korea Utara konon kabarnya membuat para jenderal menitikkan air mata saat menyaksikannya. Pertunjukkan itu merupakan bagian dari perayaan peluncuran rudal Korut.
Dalam acara sekitar 2 jam yang berlangsung Jumat 9 Juli 2017 lalu, terlihat kehadiran Kim Jong-un. Acara itu disiarkan langsung melalui televisi pemerintah.
Duduk di sebelah Kim Jong-un tampak seorang insinyur yang baru saja mendapat promosi, sosok yang telah membantu menciptakan rudalnya.
Baca Juga
Advertisement
Dalam rekaman itu, para wanita anggota kelompok Moranbong Band tampil mengenakan pakaian bergaya pelaut. Mereka beraksi di panggung sambil menyanyi.
Lainnya terlihat beberapa penyanyi solo, penari hula, dan penari lainnya. Semua pengisi acara itu dipilih sendiri oleh Kim sebagai wajah ramah rezim tersebut.
Seperti dikutip dari Daily Mail pada Sabtu (15/7/2017), mereka beraksi di panggung selagi tayangan video program nuklir mengerikan Korut ditayangkan di latar belakang. Rudal teranyar yang dapat menjangkau Alaska.
Sesaat setelah paruh pertama acara pertunjukan itu, ditayangkan video berisi kemajuan senjata nuklir Korut. Dimulai dengan rudal jangkauan menengah pertama yang dibuat pada masa Kim Il-sung, kakek dari Kim Jong-un.
Cerita kemajuan itu dilanjutkan dengan kemajuan pada masa pemerintahan Kim Jong-il, ayah dari Kim Jong-un, lalu berlanjut kepada kemajuan masa kini.
Program pengembangan rudal Korut mengalami kemajuan amat pesat setelah Kim Jong-un meraih kekuasaan sekitar enam tahun lalu.
Sejauh ini, rezim itu telah melakukan 10 pengujian, dua kali lipat dari yang pernah dilakukan sebelumnya. Delapan pengujian telah berhasil.
Berikut rekaman para pengisi acara konser ala K-Pop tersebut:
Kemajuan Korea Utara
Analisis terhadap rudal-rudal itu mengungkapkan bahwa Korea Utara sekarang memiliki teknologi maju, untuk pembidikan sasaran dan kemampuan meluncurkan rudal dari kapal selam.
Pengujian yang teranyar pada rudal Hwasong-14 menjadi yang terpenting hingga saat ini, karena membuktikan adanya kemampuan rudal balistik antarbenua (inter-continental ballistic missiles, ICBM.)
Rudal yang baru dikembangkan itu terbang 2.500 kilometer ke angkasa dalam lintasan tegak, kira-kira tujuh kali lebih tinggi daripada International Space Station (ISS), lalu kemudian tercebur di Laut Jepang atau dikenal pula sebagai Laut Timur.
Jika ditembakkan secara mendatar, maka rudal itu bisa mencapai Alaska, walaupun sejumlah analis menduga bahwa mesin pendorongnya dimatikan lebih dini saat pengujian. Jadi, diperkirakan jangkauan sebenarnya lebih jauh lagi.
Hwasong-14 mampu membawa hulu ledak nuklir, walaupun belum jelas apakah Korea Utara sudah bisa menciptakan hulu ledak dalam ukuran yang cukup kecil untuk bisa diangkut oleh rudal.
Menurut Korea Selatan, pihak Utara juga memiliki teknologi yang berhasil membawa rudal itu kembali ke Bumi, menuju ke suatu sasaran.
Rezim itu secara terang-terangan bertujuan mengembangkan senjata nuklir yang bisa menghancurkan Amerika, walaupun mereka mengaku senjata itu hanya untuk pencegahan agar rezim tidak dilengserkan.
Sebelumnya, Presiden Trump bersumpah tidak akan membiarkan Kim mengembangkan senjata demikian, lalu mengirimkan armada kapal-kapal induk dan kapal-kapal selam nuklir ke kawasan itu untuk menggentarkan.
Trump juga amat berharap pada China untuk memperketat sanksi pada rezim Kim Jong-un agar menghentikan program persenjataan, walaupun upaya itu belum berhasil hingga kini.
Sementara itu, para penasihat Presiden AS telah berulang kali menegaskan bahwa semua pilihan masih terbuka terkait Korea Utara, termasuk peperangan.
Kebanyakan analis sepakat bahwa Kim Jong-un mungkin akan berhasil mengembangkan senjata nuklir yang bisa menjangkau Amerika Serikat dalam beberapa tahun ke depan, atau bahkan sebenarnya sudah ada sekarang.
Advertisement