Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menyambut positif capaian neraca perdagangan nasional. Neraca perdagangan nasional tercatat surplus US$ 1,63 miliar pada Juni 2017 atau sebanyak US$ 7,63 miliar secara kumulatif Januari-Juni 2017.
Menurutnya, capaian tersebut karena perbaikan ekspor. Meski secara bulanan ekspor turun, secara tahun berjalan (year to date/ytd) mengalami perbaikan.
"Ekspor kita ya lumayan baik. Kalau dihitung bulan per bulan sebenarnya ada perlambatan, tapi kalau year to date Januari-Juni sekarang dengan tahun lalu pertumbuhannya masih OK 16-17-18 persen," kata dia, di DPR Jakarta, Senin (17/7/2017).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengatakan, kondisi berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana baik ekspor maupun impor justru tercatat negatif.
"Beda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana ekspor dan impor negatif terus pertumbuhannya. Sehingga dampaknya PDB itu tidak bagus. Tapi sekarang bagus," ujar dia.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, atau yang akrab disapa Kecuk mengungkapkan, nilai ekspor Indonesia pada bulan keenam ini US$ 11,64 miliar. Angka ini lebih tinggi dibanding realisasi impor yang sebesar US$ 10,01 miliar.
"Jadi surplus neraca perdagangan di Juni ini sebesar US$ 1,63 miliar," ujar Kecuk saat Rilis Neraca Perdagangan Juni 2017 di kantor BPS, Jakarta, Senin (17/7/2017).
Jika dirinci, Kecuk mengatakan, surplus US$ 1,63 miliar berasal dari surplus nonmigas yang mencapai US$ 1,96 miliar, sementara neraca dagang minyak dan gas (migas) masih defisit sebesar US$ 325,1 juta.
Secara kumulatif di semester I 2017, surplus neraca perdagangan tercatat sebesar US$ 7,63 miliar, dengan realisasi nilai ekspor US$ 79,96 miliar atau lebih tinggi dibanding nilai impor US$ 72,33 miliar pada Januari-Juni 2017.
"Surplus neraca dagang US$ 7,63 miliar di semester I-2017 merupakan yang tertinggi sejak periode yang sama 2012. Sedangkan di semester I-2011, neraca dagang pernah menyentuh surplus US$ 15 miliar," ucap Kecuk.
Surplus US$ 7,63 miliar pada semester I ini ditopang dari surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar US$ 11,66 miliar, sementara migas masih defisit US$ 4,03 miliar.
"Diharapkan surplus akan tetap terjadi sampai akhir tahun. Karena ini perkembangan yang menggembirakan, walaupun ekspor impor belum pulih seperti 2011," Kecuk berharap.
Tonton video menarik berikut ini: