Liputan6.com, Jakarta Walau ada rumah sakit lokal, tak sedikit masyarakat di Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri untuk menyembuhkan penyakit yang diderita, termasuk penduduk di Kepulauan Bangka Belitung.
Disampaikan Siti, Staf Ahli Bupati Bangka, mengatakan banyak masyarakat Bangka yang lebih percaya dengan pelayanan medis di luar negeri. Malaka dan Singapura menjadi negara tetangga yang banyak dikunjungi pasien penyakit denegeratif seperti kanker dan lainnya.
Advertisement
"Umumnya penduduk di Bangka yang muslim ya lebih sering berobat ke Malaka," ujar Siti yang hadir dalam acara Soft Launching RS Siloam Bangka, Pangkalpinang, Bangka Belitung, Senin (17/72017).
Upaya mengurai masalah tersebut, PT Siloam International Hospitals Tbk, mendirikan RS Siloam di Bangka. Dalam konferensi pers soft launching, Direktur RS Siloam Bangka, Dr. dr Rudy Susanto, BS-BIO, M.D, M.B.A, mengatakan RS Siloam yang sudah resmi terdaftar dalam Join Commission International (JCI) atau lembaga standar akreditasi internasional, dapat membantu seluruh kebutuhan dalam bidang kesehatan agar masyarakat di Bangka tak lagi perlu berobat ke luar negeri.
"Sekarang ini konsumen atau pasien bukan lagi memilih rumah sakit karena ada dokternya yang bagus seperti dulu, tapi sekarang 60 persen (pasien) memilih rumah sakit karena brand image yang bagus dalam pelayanan," ujar Rudy.
Pembangunan RS Siloam Bangka sendiri sudah dimulai sejak 2015 silam dan menghabiskan biaya sebesar Rp 250 miliar. Kesediaan alat-alat medis juga tak kalah canggih dan disesuaikan dengan standar internasional seperti yang ada di RS Siloam Jakarta.
Dengan hadirnya RS Siloam di Bangka, Siti turut menyampaikan harapan agar masyarakat tak lagi berobat ke rumah sakit di luar negeri dan memberlakukan pelayanan BPJS Kesehatan.
"Rumah sakit yang dikenal memang maju ini bisa menjadi rumah sakit rujukan, sehingga tidak perlu masyarakat kita yang ke luar negeri dan pasien yang menggunakan BPJS juga bisa berobat disini," Siti menuntaskan.