Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih rawan tekanan pada perdagangan saham Selasa (18/7/2017). Pelaku pasar masih berhati-hati dalam mengakumulasi saham.
"Peluang kenaikan akan kembali diuji ketahanannya. Kami harapkan penguatan dapat kembali terjadi untuk menjaga posisi IHSG untuk mencegah pembalikan melemah pada IHSG," kata Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada.
Pada perdagangan saham kemarin, IHSG ditutup menguat sebanyak 0,16 persen ke level 5.841,28. Kenaikan IHSG yang tidak terlalu tinggi ini menunjukkan sikap investor yang berhati-hati dalam akumulasi saham.
"Kenaikan tipis IHSG memberikan gambaran belum banyaknya pelaku pasar yang masuk lebih dalam untuk mengakumulasi saham. Terlihat pelaku pasar masih wait and see dan lebih selektif memilih saham-saham terutama yang sebelumnya memiliki tren pelemahan," jelas dia.
Baca Juga
Advertisement
Padahal, lanjut dia, sentimen IHSG cenderung positif. Beberapa sentimen tersebut antara lain datang dari rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan neraca perdagangan surplus US$ 1,63 miliar.
Serta, persentase penduduk miskin di Indonesia per Maret 2017 yang mencapai 10,64 persen atau turun tipis 0,06 persen dari persentase September 2016 pada 10,7 persen.
"Meski terdapat sejumlah sentimen positif namun, pergerakan IHSG diimbangi oleh masih adanya aksi jual pelaku pasar asing dan melemahnya rupiah," kata dia.
Reza memperkirakan IHSG berada pada support 5.829,93-5.818,59. Kemudian resistance pada level 5.846,95-5.852,62.
Dia merekomendasikan saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Sumarecon Agung Tbk (SMRA).
Tonton Video Menarik Berikut Ini: