BNPT: WNI Ditangkap di Turki Bukan Petarung ISIS

Kepala BNPT mengatakan, WNI yang ditangkap di Turki didominasi perempuan dan anak-anak, bukan petarung.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 18 Jul 2017, 07:46 WIB
Kepala BNPT Suhardi Alius (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia menjadi sorotan karena 435 WNI yang ditangkap di Turki diduga terlibat gerakan ISIS.

Terkait hal ini, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius mengatakan, bila dilihat dari jumlah, WNI yang ditangkap sangat banyak. Namun, bila diteliti, WNI didominasi perempuan dan anak-anak, bukan petarung.

"Jadi 400 lebih perempuan dan anak-anak bukan fighter (petarung)," kata Suhardi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 17 Juli 2017.

Turki paling banyak menangkap warga negara Rusia yang diduga terlibat ISIS. Ditambah, warga yang ditangkap lebih banyak petarung.

Jumlah ini tidak sebanding dengan jumlah WNI yang ditangkap. Terlebih, warga yang ditangkap didominasi perempuan dan anak-anak.

Suhardi juga mempertanyakan lembaga yang merilis jumlah WNI terduga ISIS. Mereka tidak menyampaikan data secara detail.

"Jangan terkaget-kaget. Mari kita verifikasi data dengan baik," imbuh dia.

Mantan Kabareskrim Polri itu menyebut, sebagian WNI sudah pulang ke Indonesia. Setibanya di Tanah Air, mereka langsung mengikuti program deradikalisasi. "Mereka sudah mengikuti program deradikalisasi," pungkas Suhardi.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya