Puncak Peringatan HUT BPJS Kesehatan ke-49, Gotong Royong Bergema

Gotong royong besar dari seluruh lapisan masyarakat menjadi kunci suksenya program JKN-KIS dan mewujudkan kesejahteraan sosial.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 18 Jul 2017, 11:38 WIB
Gotong royong besar dari seluruh lapisan masyarakat menjadi kunci suksenya program JKN-KIS dan mewujudkan kesejahteraan sosial.

Liputan6.com, Jakarta Gotong Royong, Gotong Royong, dan Gotong Royong, itulah dua kata yang berkali-kali terdengar di acara Sarasehan Nasional dan Puncak HUT BPJS Kesehatan ke-49 di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (17/7).

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris dalam sambutannya mengatakan bahwa gotong royong besar dari seluruh lapisan masyarakat menjadi kunci suksesnya program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN - KIS).

Diharapkan masyarakat semakin menyadari pentingnya bergotong-royong melalui partisipasi aktif mendaftarkan dirinya ke dalam Program JKN-KIS, serta menjadikan pola hidup sehat sebagai budaya dan kebutuhan sehari-hari, sehingga taraf kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan secara berkesinambungan.

“Sudah saatnya kita menjadi pionir perilaku hidup yang lebih sehat bagi masyarakat luas. Tentunya dalam menjalankan tugas mulia ini, BPJS Kesehatan tidak mungkin berjalan sendiri. Kami membutuhkan dukungan dari para stakeholder dan seluruh rakyat Indonesia guna menyukseskan Program JKN-KIS. Oleh karena itu, pada hari ini kami turut mengajak seluruh stakeholder BPJS Kesehatan untuk dapat meresapi makna dan semangat budaya hidup sehat dan gotong-royong besar, utamanya dalam upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan Program JKN-KIS, “ papar Fachmi di hadapan tamu undangan.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris

Sarasehan Nasional dan Puncak HUT BPJS Kesehatan ke-49 turut dihadiri tokoh-tokoh penting di antaranya Presiden Kelima Republik Indonesia - Megawati Soekarno Putri, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan - Puan Maharani, Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) - Yudi Latief, dan Ketua Komisi IX DPR RI - Dede Yusuf.

Di HUT BPJS Kesehatan ke-49, Presiden Kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarno Putri menandatangani prasasti yang mengingatkan kepada masyarakat mengenai cikal bakal kelahiran BPJS Kesehatan. Megawati menjadi inisiator lahirnya Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. UU SJSN ini juga menjadi tonggak lahirnya BPJS Kesehatan.

Presiden Kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarno Putri menandatangani prasasti yang berkaitan dengan kelahiran BPJS Kesehatan.
Pasti Anda yang bertanya-tanya bagaimana BPJS Kesehatan bisa berusia 49 Tahun, padahal kita baru mendengarnya tidak lebih dari 4 tahun lalu? Sesungguhnya BPJS Kesehatan lahir dari perjalanan panjang yang dimulai dari Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK) yang dibentuk 15 Juli 1968. Pada tahun 1984 berubah menjadi Perum Husada Bhakti, dan selanjutnya menjadi PT Askes pada tahun 1992 yang hanya untuk segmen tertentu.

Kemudian lahir Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Lalu dikuatkan oleh Undang-Undang Nomor 11 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Setelahnya lahir BPJS Kesehatan yang kemudian mengelola Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN - KIS).
Sekelumit sejarah tersebut diungkap oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris untuk mengingatkan kepada masyarakat supaya tidak melupakan sejarah.

Pada Puncak HUT ke-49 BPJS Kesehatan, Fachmi Idris juga memaparkan kinerja positif yang dicapai oleh BPJS Kesehatan.

"Pada tahun buku 2016, BPJS Kesehatan telah berhasil memperoleh predikat “Wajar Tanpa Pengecualian“ (WTP) dari Akuntan Publik. Ini juga merupakan peraihan predikat WTP secara 3 tahun berturut-turut sejak BPJS Kesehatan berdiri," ujar Fachmi Idris.

BPJS Kesehatan juga memperoleh penilaian yang baik (Rapor Hijau) dari Kantor Staf Kepresidenan atas dua indikator, yaitu tercetak dan terdistribusinya KIS dengan capaian 100%. Dan untuk indikator kedua, yaitu jumlah faskes bekerja sama yang mencapai 109.41% dari target. Selain itu, BPJS Kesehatan juga telah berhasil memenuhi target-target Annual Management Contract (AMC) Tahun 2016 dengan total capaian 106% dari target capaian 100% yang harus diraih.

Fachmi Idris juga memaparkan beberapa gebrakan yang telah dilakukan demi peningkatan kualitas layanan. Salah satu inovasi terkini yang dihadirkan adalah lahirnya Program e-JKN melalui soft launching aplikasi Mobile JKNpada peringatan HUT BPJS Kesehatan ke-49.

"Program e-JKN ini dirancang untuk memudahkan peserta dalam melakukan berbagai perubahan data dalam status kepesertaannya di Program JKN-KIS.

Ada 16 fitur yang bisa dimanfaatkan pada aplikasi Mobile JKN, di antaranya Fitur Pindah Faskes, Fitur Perubahan Identitas, dan Fitur Pindah Kelas.Fitur pada aplikasi Mobile JKN ini akan terus dikembangkan dan diperkaya dengan fitur-fitur lainnya, yang mengakomodir kebutuhan peserta agar kian menikmati pelayanan Program JKN-KIS yang berkualitas.

BPJS Kesehatan mencetak rekor MURI sebagai lembaga pemerintah yang berhasil mengunggah vlog terbanyak di dunia

Dalam rangka peringatan HUT BPJS Kesehatan ke-49, BPJS Kesehatan juga mencetak rekor MURI sebagai lembaga pemerintah yang berhasil mengunggah vlog terbanyak di dunia. Adapun tema yang diusung adalah Saya Indonesia, Saya Pancasila.

Kepala UKP PIP, Yudi Latief turut mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan. Sementara itu Ketua Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf juga mengapresiasi pencapaian kinerja BPJS Kesehatan yang telah menjangkau hampir 180 juta jiwa penduduk Indonesia.

Berdasarkan data per 14 Juli 2017, terdapat 179.011.459 jiwa penduduk Indonesia yang telah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS. Selain itu, terdapat total 20.877 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bermitra dengan BPJS Kesehatan, yang terdiri atas 9.829 Puskesmas, 4.523 Dokter Praktik Perorangan, 1.151 Dokter Praktik Gigi Perorangan, 5.360 Klinik Pratama, dan 14 RS D Pratama.

Selain itu, BPJS Kesehatan juga telah bekerja sama dengan 5.451 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang terdiri atas 2.179 Rumah Sakit (termasuk di dalamnya 181 Klinik Utama), 2.274 Apotek, serta 998 Optik.

 

(Adv)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya