Wapres Pence: AS Akan Bersama Israel, Sekarang dan Selamanya

Kesekian kalinya, pemerintahan Trump menyatakan keseriusannya untuk memindahkan Kedubes AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 18 Jul 2017, 14:30 WIB
Wapres AS Mike Pence (AP Photo/Manuel Balce Ceneta)

Liputan6.com, Washington, DC - Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence menegaskan kembali janji pemerintahan Donald Trump, yaitu memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

"Saya janjikan kepada Anda bahwa akan tiba waktu ketika Presiden Donald Trump memindahkan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Jangan diragukan hal itu, persoalannya hanya waktu," ujar Pence seperti dikutip dari CNN, Selasa (18/7/2017).

Pernyataan itu disampaikan Pence saat berpidato dalam pertemuan Christians United for Israel (CUFI) di Washington, Senin malam. Itu merupakan organisasi Kristen pro Israel terbesar di AS.

Dalam pidatonya, Pence juga mengutip hubungannya dengan organisasi tersebut yang telah berlangsung lama.

Ia pernah menyampaikan pidato di hadapan CUFI saat masih menjadi anggota Kongres dan ketika menjabat sebagai gubernur ia bekerja sama dengan organisasi untuk melawan gerakan boikot, divestasi dan sanksi yang bertujuan memberikan tekanan terhadap Israel atas perlakuan mereka terhadap rakyat Palestina.

Atas pernyataannya, Pence mendapat tepuk tangan dan sorak-sorai.

"Di bawah Presiden Donald Trump, jika dunia tak paham soal apa pun, maka biarkan saya memberitahukan ini: AS berdiri bersama Israel, sekarang dan selamanya," tutur Wapres Pence.

Duta Besar Israel untuk AS Ron Dermer yang juga hadir dalam kesempatan yang sama memuji komitmen AS atas negaranya yang kembali ditegaskan oleh Pence. Ia menyebut, pernyataan Pence merupakan wujud dukungan "yang tak tertandingi dalam sejarah Amerika".

Beberapa jam sebelum pidato Pence, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu lebih dulu jadi pembicara melalui jarak jauh dalam pertemuan tersebut. Ia fokus mendefinisikan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

"Ibu Kota Israel adalah Yerusalem. Kedubes harusnya berada di Yerusalem. Saya tahu persis itu. Saya tahu Anda meyakini itu dan saya berterima kasih atas dukungannya," ungkap Netanyahu.

 

Simak video berikut:


Janji Kampanye Donald Trump

Sejauh ini, Trump satu per satu memenuhi janji kampanyenya. Mulai pelarangan terhadap warga dari sejumlah negara mayoritas muslim masuk ke AS, pembangunan tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko, hingga menerapkan berbagai kebijakan proteksionisme.

Namun, satu janji masih terombang-ambing. Antara ditunda atau memang tidak akan pernah terwujudkan, yakni pemindahan Kedubes AS di Tel Aviv ke Yerusalem.

Berdasarkan Jerusalem Embassy Act of 1995, produk hukum yang disahkan pada 23 Oktober 1995, pemerintah AS memang harus memindahkan kedutaan besar mereka ke Yerusalem.

Selama ini tuntutan hukum tersebut berhasil "dihindari" melalui penandatanganan surat penundaan setiap dua tahun sekali sejak peraturan tersebut disahkan.

Mulai dari Presiden Bill Clinton, Bush Jr, hingga Barack Obama, semuanya menolak untuk memindahkan kedutaan ke Yerusalem. Pertimbangan mereka adalah keamanan nasional AS.

Belakangan, Trump juga mengikuti jejak para pendahulunya. Pada 1 Juni lalu ia menandatangani surat penundaan serupa.

Gedung Putih mengatakan keputusan tersebut diambil demi memperbaiki peluang perdamaian antara Israel dan Palestina. Meski demikian ditegaskan, pemerintah pada akhirnya akan memindahkan kantor perwakilan AS tersebut.

Ungkapan kecewa disampaikan PM Netanyahu. Pria yang akrab disapa Bibi tersebut mengatakan, "Posisi konsisten Israel adalah, Kedubes AS dan seluruh kedubes negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, seharusnya berada di Yerusalem, ibu kota abadi kami".

"Meskipun Israel kecewa karena kedubes (AS) tidak akan dipindahkan saat ini, kami menghargai pernyataan bersahabat Presiden Trump kepada Israel serta komitmennya untuk memindahkan kedubes di masa depan," imbuhnya.

Seluruh negara asing saat ini menempatkan kedubes mereka di Tel Aviv menyusul sikap keberatan atas klaim sepihak Israel terhadap seluruh wilayah Yerusalem.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya