Liputan6.com, Depok - Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Gunadarma Irwan Bastian mengatakan, MF, mahasiswa Gunadarma yang menjadi korban bullying, bukan anak berkebutuhan khusus (ABK) atau autis. Mahasiswa angkatan 2016 itu menjadi korban bullying atau perundungan oleh teman sekelasnya.
Irwan menyalahkan media sosial terkait munculnya label ABK terhadap MF. Karena itu, dia meluruskan kabar tersebut.
Advertisement
"Saya sempat menyampaikan bahwa saudara MF itu berkebutuhan khusus karena dipengaruhi oleh berita yang luar biasa. Setelah kami mendengar dari orangtuanya langsung kemarin malam, dia menyatakan, 'anak kami bukan anak berkebutuhan khusus'," kata dia.
Menurut Irwan, setelah pihaknya mengumpulkan data di lapangan, tidak ada indikasi MF autis. Selama ini, orangtua memperlakukan MF seperti anak pada umumnya. Teman seangkatannya juga menganggap MF anak normal.
"Saya sudah bertemu dengan salah satu orangtua mahasiswa yang berada di video. Dia menyatakan, MF bukan ABK, walaupun belum pernah dilakukan diagnosis oleh seorang ahli," dia menegaskan.
Data ini diperkuat sikap MF di Gunadarma. Irwan mengatakan, MF diterima di Gunadarma melalui tes masuk, dan secara akademik prestasi MF terbilang baik.
"Di dalam perkuliahan kami punya data, IPK MF 2,9 hampir tiga. Evaluasi belajarnya cukup bagus dan rasanya sama dengan nilai teman-teman lainnya," Irwan menandaskan.
MF menjadi korban bullying teman kelasnya di Universitas Gunadarma. Kasus perundungan ini terungkap dari video yang beredar di media sosial baru-baru ini.
Dalam video tersebut, seorang pelaku bullying menarik tas yang tengah digendong MF hingga pemuda itu tak bisa berjalan. Dua pelaku lainnya terlihat menertawakan ulah temannya.
Setelah beberapa menit kemudian, MF akhirnya bebas dari bullying temannya, dan sambil berjalan dia melempar tong sampah ke para pelaku.
Saksikan video menarik berikut: