Liputan6.com, Jakarta - Pendiri sekaligus CEO Tesla Elon Musk telah sejak lama memberikan peringatan tentang kecerdasan buatan. Musk yakin, kecerdasan buatan bisa jadi ancaman besar bagi masyarakat.
Menindaklanjuti hal tersebut, Musk baru-baru ini memperingatkan pemerintah AS bahwa kecerdasan buatan bisa menjadi risiko besar.
Mengutip laman BGR, Rabu (19/7/2017), dalam pidatonya di sebuah pertemuan nasional di Rhode Island, Musk menyebut, pemerintah harus membuat regulasi terkait kecerdasan buatan sebelum terlambat.
Baca Juga
Advertisement
"Hingga orang melihat robot turun ke jalan dan membunuh orang-orang, mereka tidak tahu bagaimana harus bereaksi," kata Musk berkomentar.
Pria yang juga menjabat sebagai CEO Space X ini menambahkan, "Kecerdasan buatan adalah kasus langka, sehingga saya rasa kita harus proaktif membuat regulasi, bukannya reaktif. Kalau reaktif terhadap kecerdasan buatan, hal itu akan terlambat."
Elon Musk mengatakan, regulasi terkait kecerdasan buatan harus dibuat sekarang karena sifatnya yang birokratis. "Peraturan dibuat untuk selamanya. Kecerdasan buatan adalah risiko mendasar bagi keberadaan peradaban manusia," tuturnya.
Meski begitu, Musk bukannya antikecerdasan buatan. Buktinya, miliarder di bidang teknologi itu menggunakan kecerdasan buatan di Tesla untuk membuat fitur kendali otonomos.
Tak hanya itu, Musk juga merupakan pendiri OpenAI, sebuah perusahaan riset nonprofit yang berupaya menemukan pedoman yang aman dalam penerapan kecerdasan buatan. Musk juga memulai sebuah perusahaan bernama Neuralink yang dirancang untuk menghubungkan otak manusia ke peranti lunak komputer dengan tujuan mereplikasi fungsi otak ke perangkat lunak.
(Tin/Why)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: