Liputan6.com, Washington, DC - Donald Trump mengadakan pertemuan rahasia dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT G-20 yang berlangsung di Hamburg, Jerman, pada 7 dan 8 Juli lalu. Fakta ini diakui oleh Gedung Putih.
Selama ini publik hanya mengetahui, Trump dan Putin bertatap muka sekali. Pertemuan perdana mereka berlangsung pada Jumat 7 Juli selama dua jam. Setelahnya, tidak tersiar informasi bahwa dua pemimpin dunia tersebut kembali berbincang.
Baca Juga
Advertisement
Belakangan terkuak, Trump dan Putin bertatap muka untuk kedua kalinya di sela-sela makan malam khusus yang hanya dihadiri kepala negara KTT G20 serta pasangan mereka. Peristiwa ini dikonfirmasi oleh juru bicara Dewan Keamanan Nasional Michael Anton.
Menurutnya, kedua pemimpin dunia tersebut bertemu secara pribadi. "Ada makan malam di mana hanya dihadiri pasangan kepala negara saja di KTT G20. Menjelang akhir momen tersebut, Presiden (Trump) berbincang dengan Putin".
Seperti dikutip dari News.com.au pada Rabu (19/7/2017) Anton menjelaskan, tidak ada staf atau menteri kabinet yang menyertai masing-masing kepala negara, termasuk pula penerjemah.
Lebih lanjut Anton mengungkapkan, ia tidak dapat menyebutkan substansi pembicaraan karena tidak ada informasi yang diberikan kepada staf Gedung Putih.
Namun, Ian Bremmer presiden Eurasia Group, lembaga konsultansi risiko yang berbasis di AS dalam keterangannya menyebutkan, pemimpin AS dan Rusia tersebut berbincang dengan didampingi penerjemah Putin. Demikian seperti Liputan6.com kutip dari Telegraph.
Bremmer berpendapat, keputusan Trump untuk tidak melibatkan penerjemahnya saat berbincang dengan Putin merupakan "pelanggaran terhadap protokol keamanan nasional".
Dijelaskan Bremmer, Trump memutuskan bangkit dari tempat duduknya di tengah makan malam, berjalan sedikit, dan menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk berbicara secara pribadi dan penuh semangat" dengan Putin.
Siaran televisi menunjukkan, Putin menempati kursi tepat di sebelah Ibu Negara AS Melania Trump saat acara makan malam KTT G20.
Kepada The Washington Post, Bremmer menyampaikan, ia mendapat laporan pertemuan Trump dengan Putin dari dua saksi yang menghadiri makan malam tersebut. Ia sendiri tidak mengungkap identitas mereka.
Adapun seorang pejabat Gedung Putih yang tidak disebutkan namanya mengatakan, pembicaraan Trump dengan Putin adalah jenis "bincang singkat" bukan "pertemuan kedua".
"Keduanya menggunakan penerjemah Putin untuk menjembatani pembicaraan mereka karena penerjemah Amerika tidak dapat berbahasa Rusia," ujar pejabat Gedung Putih tersebut.
Pertemuan yang isinya dirahasiakan tersebut dinilai menambah kekhawatiran tentang transparansi Gedung Putih. Pusat pemerintahan AS itu saat ini tengah berusaha menepis kabar terkait intervensi Rusia dalam Pilpres AS 2016 serta adanya perjumpaan rahasia antara tim kampanye Trump dan sejumlah tokoh yang memiliki hubungan dengan Kremlin.
Presiden Trump selama ini menyangkal tudingan bahwa pihaknya berkolusi dengan Negeri Beruang Merah. Sebaliknya, ia menuturkan, AS akan diuntungkan jika dapat menjalin persahabatan dengan Putin.
Saksikan pula video berikut: