Liputan6.com, Lumajang - Ratusan pabrik penyamak kulit di Jawa Timur terancam tutup atau gulung tikar akibat keberadaan garam langka dan mahalnya harga garam sejak dua bulan terakhir. Pengusaha penyamak kulit berharap, pemerintah kembali menormalkan pasokan garam ke pasaran.
Salah satu pemilik pabrik penyamak kulit di Desa Nogosari, Kecamatan Rowokangkung, Lumajang, Toriq mengaku sangat merasakan dampak dari kelangkaan garam dan harganya yang melambung tinggi.
"Awalnya, harga garam naik sejak bulan Januari lalu, namun puncaknya sejak dua bulan terakhir. Dulu, harga garam paling tinggi Rp 900 rupiah per kilogramnya, namun kini harga garam tembus Rp 50 ribu dan ini pun barangnya sangat langka," tuturnya kepada Liputan6.com, Senin, 17 Juli 2017.
Baca Juga
Advertisement
Pria yang menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pabrik Penyamak Kulit Jawa Timur ini menjelaskan, garam sangat penting dalam penyamakan kulit hewan, mulai dari pengawetan kulit hewan yang baru habis dipotong maupun proses penyamakannya.
"Garam sebagai bahan pengawet kulit untuk mencegah bakteri pembusukan masuk ke kulit. Jika pemakaian garam dikurangi, maka akan mengurangi kualitas penyamakan kulit tersebut," katanya.
Dia menegaskan, kondisi stok garam dipabrik Nogosari ini hanya tinggal enam kuintal dan hanya cukup digunakan sampai minggu ini. "Jika pasokan garam belum kunjung datang, maka pabrik ini terancam berhenti produksi," ucapnya.
Menurutnya, di Jawa Timur terdapat ratusan pabrik kulit. Pabrik kulit dalam skala besar ada 20, sedangkan skala kecil ada 200 lebih. Pabrik tersebut semuanya membutuhkan pasokan garam.
"Kami meminta kepada pemerintah untuk kembali menormalkan pasokan garam untuk menjaga keberlangsungan usaha penyamak kulit yang mempekerjakan ribuan tenaga kerja," ujar Toriq.
Saksikan video menarik di bawah ini: