Liputan6.com, Jakarta - Meski penjualan iPhone 8 dilaporkan molor dari jadwal, konsumen diperkirakan tetap menanti kehadirannya. Puncak penjualan smartphone terbaru Apple itu diyakini akan terjadi pada tahun depan, mengingat pasokan produk akan ditingkatkan mulai akhir 2017.
Managing Director Morgan Stanley, Katy Huberty, mengungkapkan meski kemungkinan iPhone 8 akan telat meluncur ke pasar, smartphone itu berpeluang besar untuk memukau konsumen. Hal ini disebabkan akan ada peningkatan fitur terbesar dalam sejarah iPhone.
Baca Juga
Advertisement
Ia memperkirakan iPhone 8 akan meluncur ke pasar pada Oktober 2017, tetapi kapasitas produksi maksimal baru mungkin akan dimulai pada November atau Desember.
Maka dari itu, penjualannya di berbagai negara baru bisa dimulai satu atau dua bulan setelah pengumuman. Demikian seperti dilansir dari Softpedia, Kamis (20/7/2017)
Pasokan awal unit iPhone 8 akan sangat terbatas dan menyebabkan pembelinya mayoritas berada di Amerika Serikat (AS), sebagai target pemasaran pertama. Kemudian stok produk akan meningkat ke kapasitas maksimal pada akhir 2017, sehingga puncak penjualan kemungkinan besar akan terjadi pada 2018.
Sejumlah analis memerkirakan tahun 2018 akan menjadi tahun yang bagus untuk Apple berkat adanya iPhone terbaru.
"Mengingat peningkatan fitur dan teknologi terbesar dalam sejarah iPhone, termasuk layar OLED, pengisian daya nirkabel, dan sensor 3D untuk AR (Augmented Reality), masuk akal untuk mengasumsikan pengapalan iPhone baru dengan OLED dan harga lebih mahal, akan dimulai pada Oktober ketimbang September," jelas Huberty.
Selain fitur dan teknologi baru yang disebutkan Huberty, iPhone 8 kemungkinan juga akan meluncur dengan sensor sidik jari pada layar, dua kamera vertikal dan bezel tipis seperti Galaxy S8. Dari sejumlah fitur, kendala terbesar adalah soal penempatan sensor sidik jari pada layar.
(Din/Why)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: