Dosen President University Ini Raih Travel Grant Konferensi IAMCR

Mohammad Raudy Gathmir menjadi satu-satunya penerima travel grant sebesar 1.500 dollar AS dari Indonesia

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 20 Jul 2017, 08:00 WIB
Mohammad Raudy Gathmir menjadi satu-satunya penerima travel grant sebesar 1.500 dollar AS dari Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Dosen President University menjadi salah satu dari hanya 20 peserta Konferensi tahunan Asosiasi Internasional Penelitian Media dan Komunikasi (IAMCR) di Cartagena. Konferensi yang berpusat di Cartagena de Indias Convention Center, Cartagena, Kolombia, ini dihadiri sekitar 2.000 peserta.

Sebanyak 1.300 makalah dipresentasikan dalam konferensi yang berlangsung Minggu-Kamis, 16-20 Juli 2017. Mohammad Raudy Gathmir diundang ke dalam pertemuan khusus para penerima travel grant bersama Presiden IAMCR, Janet Wasko dan sejumlah pengurus inti lainnya.

Travel grant ini diberikan kepada para scholar muda dan memasuki tahun kedua masa keanggotaan IAMCR. Raudy menjadi satu-satunya penerima travel grant sebesar 1.500 dollar AS dari Indonesia. Penerima lainnya berasal dari India, Meksiko, Brazil (3), Afrika Selatan, Uganda, (masing-masing 2), Kenya, Nigeria, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Ekuador (masing-masing 1).

Di hari Senin (17/7) waktu Cartagena, Raudy memaparkan penelitiannya berjudul "News construction of Islamic group in Indonesian mainstream media: a case study of the Super Peaceful Protest 2 December 2016". Penelitian ini adalah bagian dari disertasi S3 yang sedang disusunnya.

Mohammad Raudy Gathmir menjadi satu-satunya penerima travel grant sebesar 1.500 dollar AS dari Indonesia

Raudy meneliti bagaimana sejumlah media mainstream Indonesia memberitakan Front Pembela Islam (FPI). Dalam paparan kali ini ia membedah kebijakan pemberitaan Majalah Tempo. Dalam Konferensi IAMCR tahun 2016 di Leicester, Inggris, Raudy memaparkan temuannya terkait pemberitaan Koran Media Indonesia.

Sementara itu, sehari setelahnya, Selasa (18/7) waktu Cartagena atau Rabu (19/7) WIB, dosen lain President University yakni Supardi, memaparkan hasil penelitiannya tentang pola pemberitaan Kompas.com tentang Razia Satpol PP terhadap warung makan yang buka di siang hari Ramadhan tahun 2016 lalu atau lebih dikenal dengan istilah “kasus Saeni”.

Achmad Supardi memaparkan hasil penelitiannya tentang pola pemberitaan media tentang Razia Satpol

Selama ini penertiban warung makan, gelandangan, pengemis, anak jalanan, pelaku prostitusi, bahkan pedagang asongan dan pengemudi becak banyak dilakukan Satpol PP di banyak sekali kota di Indonesia. Berita-berita terkait Satpol PP ini jarang menjadi berita besar, apalagi nasional. Namun, kasus Saeni memantik perdebatan nasional, termasuk memancing reaksi dari Menteri dalam negeri dan presiden.

Perdebatan yang muncul bukan hanya fokus pada Razia Satpol PP atau nasib Saeni, namun melebar hingga memperdebatkan eksistensi puasa dan memunculkan label perda-perda intoleran.

“Saya berterimakasih kepada President University, PT Jababeka, Tbk. Dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang membantu saya secara finansial hingga memungkinkan saya menghadiri konferensi ini,” kata Supardi.

IAMCR adalah asosiasi internasional penelitian komunikasi dan media. Konferensi IAMCR adalah konferensi tertinggi untuk bidang komunikasi dan media di mana penulis buku teks dan pimpinan kampus di bidang ini (mulai dari komunikasi massa, public relations, international communication, teori komunikasi, jurnalisme hingga kajian spesifik seperti komunikasi kesehatan dna komunikasi peristiwa olahraga) berkumpul setiap tahunnya.

 

Powered By:

Jababeka

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya