Liputan6.com, Kepahiang - Satu kuntum puspa langka Bengkulu jenis Amorphopallus titanum, atau lebih dikenal dengan nama bunga kibut, ukuran raksasa setinggi tiga meter segera mekar di kawasan konservasi hutan lindung Bukit Daun, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu.
Diperkirakan puspa langka ini akan mekar pada Jumat hingga Minggu tanggal 21 hingga 23 Juli 2017. Biasanya, kelopak bunga bangkai tersebut mulai mekar sejak pagi hari, cocok dengan hawa kawasan hutan lindung yang sejuk pada pagi hari tersebut.
Ketua Kelompok Pelestarian Puspa Langka (KP2L) Kabupaten Kepahiang, Holidin mengatakan, posisi bunga kibut yang akan mekar sempurna ini berada di Kilometer 52 jalan poros penghubung Bengkulu menuju Sumatera Selatan. Jarak bunga yang merupakan hasil penangkaran komunitas yang tergabung dalam KP2L ini hanya berada di 20 meter dari jalan raya.
"Dari kelopak dan kuntum yang akan mekar ini, diperkirakan akan mencapai tiga meter," ucap Holidin saat dihubungi di Kepahiang, Rabu, 19 Juli 2017.
Baca Juga
Advertisement
Selain bunga bangkai jenis Amorphopallus titanum, kawasan hutan lindung tersebut juga merupakan habitat puspa langka yang menjadi ikon Provinsi Bengkulu, yaitu Rafflesia arnoldii.
Sayangnya, saat ini para pencinta puspa langka hanya bisa menikmati keindahan bunga kibut saja. Sebab, dari beberapa bongkol atau bakal bunga Rafflesia yang ditemui, belum ada yang akan mekar dalam waktu dekat.
Holidin dan kawan-kawan saat ini juga tengah berupaya melakukan budi daya bunga kibut dengan pengembangan sistem bibit bakal bunga di dalam kantong polybag.
Beberapa bibit sudah ditanam di kawasan strategis, termasuk di kediaman resmi Gubernur Bengkulu, beberapa taman hutan raya, bahkan sudah diuji coba ditanam di beberapa kawasan konservasi di luar Indonesia.
Beberapa uji coba pengembangan di luar Bengkulu ada yang berhasil, tetapi puspa langka yang mekar tidak sebesar dan setinggi di habitat aslinya di Kabupaten Kepahiang. Termasuk bunga kibut yang mekar di Kebun Raya Bogor, beberapa waktu lalu, hanya mencapai tinggi maksimal dua meter.
"Tidak hanya kondisi cuaca yang cocok, tapi habitat aslinya di sini juga menyediakan sari makanan yang diperlukan oleh bunga kibut untuk tumbuh besar," ujar Holidin memungkasi.
Saksikan video menarik di bawah ini: