Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku kesulitan menangkap penyiram air keras penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Terhitung, peristiwa penyerangan itu sudah 100 hari berlalu sejak Selasa, 11 April 2017 pagi.
"Hari ini adalah hari ke-100, sahabat kami Novel Baswedan diserang setelah salat subuh dan dalam perjalanan ke rumahnya," kata juru bicara Febri Diansyah, di Jakarta, Kamis (20/7/2017).
Advertisement
Pada sore nanti, ia mengatakan, para pegawai KPK akan berkumpul bersama di depan kantor untuk doa bersama demi kesembuhan Novel Baswedan. Harapannya, ia menambahkan, agar pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan segera ditangkap.
"Agar para pegiat antikorupsi seperti pegawai penegak hukum, masyarakat sipil, wartawan, dan seluruh masyarakat yang menjadi bagian dari upaya melawan korupsi tidak menjadi korban dari serangan seperti itu," harap Febri.
Mengenai kondisi terkini Novel Baswedan, ia mengungkapkan, mata kirinya sudah terlihat berwarna putih. Dokter mengatakan jaringan matanya sudah tidak tumbuh.
"Mata kanan sedang dalam proses perbaikan. Mata kiri sedang proses pertimbangan untuk operasi besar," ujar Febri.
Sebelumnya, Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya telah membuat tiga sketsa wajah terduga penyerang air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengaku sudah memiliki tiga sketsa wajah terduga pelaku.
Pemimpin KPK telah diperlihatkan tiga sketsa wajah tersebut saat Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyambangi gedung KPK beberapa waktu lalu.
"Waktu itu saya dikasih lihat, ada beberapa, ya. Sekitar tiga sketsa (penyerang Novel Baswedan)," ujar Saut di Kantor Ditjen Bea dan Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu, 12 Juli 2017.
Saksikan video menarik di bawah ini: