Liputan6.com, Jakarta - Indonesia bereaksi atas memanasnya kondisi di sekitar Masjid Al-Aqsa. Pemerintah mengecam tindakan Israel yang menembak imam Sheikh Ikrima Sabri.
Keterangan tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir. Dia mengatakan, kecaman juga datang karena Israel mempersulit akses masuk Masjid Al-Aqsa.
Advertisement
"Indonesia mengecam peristiwa penembakan imam masjid Al-Aqsa," ucap pria yang kerap disapa Tata ini dalam press briefing mingguan Kemlu, Kamis (20/7/2017).
"Otoritas Israel membatasi bahkan menutup akses jamaah ke sana. Kita, sebagai negara berpenduduk mayoritas Islam harus menyuarakan kecaman dan kekhawatiran terhadap peristiwa itu," kata Tata.
Pemerintah Israel diketahui telah memasang metal detektor dan pintu putar di depan Masjid Al-Aqsa, Yerusalem.
Tindakan itu dilangsungkan usai insiden berdarah pada Jumat 14 Juli 2017. Awalnya, Israel menuduh pemuda Palestina membunuh tiga orang polisi yang sedang berjaga di dekat masjid.
Karena tuduhan tersebut, pengetatan keamanan dilakukan di kawasan Masjid Al-Aqsa, seperti pemberian metal detector di pintu masuk serta pintu berputar.
Kebijakan itu memicu demonstrasi besar. Unjuk rasa rakyat Palestina berujung kericuhan yang menyebabkan 50 demonstran terluka.
Empat di antara korban luka merupakan petugas medis. Sebanyak 15 korban lain diketahui terluka karena terkena tembakan peluru karet.
Salah satu korban luka teridentifikasi sebagai mantan imam masjid Al Aqsa, Sheikh Ikirima Sabri.
Selain di Yerusalem, faksi Hamas yang menguasai Gaza juga menyerukan warga Palestina menggelar protes di Tepi Barat dan Jalur Gaza.