Akses Al-Aqsa Dipersulit, RI Dorong Negara OKI Tekan Israel

Menlu Retno meminta Menlu Yordania untuk sama-sama melakukan tekanan terhadap Israel yang telah mempersulit akses masuk Al Aqsa.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 20 Jul 2017, 21:30 WIB
Ratusan ribu umat Muslim Palestina menjalankan ibadah salat di Masjid Al-Aqsa (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menaruh perhatian khusus terhadap insiden yang terjadi di Masjid Al Aqsa, Yerusalem.

Sejumlah tindakan langsung dilakukan. Termasuk menghubungi koleganya Menlu Yordania, Ayman Safadi.

"Dalam komunikasi itu, ibu menlu menyampaikan concern. Ibu Menlu RI dan Menlu Yordania juga menyepakati agar negara OKI memberikan pressure kepada Israel," ucap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, Kamis (20/7/2017).

"(Tekanan dilakukan) untuk segera mengembalikan stabilitas terkait komplek Al Aqsa dan isu di kawasan," tambah pria yang kerap disapa Tata ini.

Selain itu, Tata mengatakan, Retno meminta pada Menlu Ayman agar pesan untuk mendukung negara OKI melakukan tekanan kepada Israel disampaikan ke Raja Yordania.

"(Pesan mesti disampaikan) mengingat sang raja mengklaim sebagai guardian mosque Al-Aqsa," tambah dia.

Pemerintah Israel diketahui telah memasang metal detektor dan pintu putar di depan Masjid Al-Aqsa, Yerusalem.

Tindakan itu, dilangsungkan usai insiden berdarah Jumat 14 Juli 2017. Awalnya, Israel menuduh pemuda Palestina membunuh 3 orang polisi yang sedang berjaga di dekat masjid.

Karena tuduhan tersebut pengetatan keamanan dilakukan di kawasan Masjid Al-Aqsa.

Kebijakan itu, memicu demonstrasi besar. Unjuk rasa rakyat Palestina berujung kericuhan yang menyebabkan 50 demonstran terluka.

Empat di antara korban luka merupakan petugas medis. 15 korban lain diketahui terluka karena terkena tembakan peluru karet.

Salah satu korban luka teridentifikasi sebagai mantan Mufti Yerusalem, Sheikh Ikirima Sabri.

Selain di Yerusalem, faksi Hamas yang menguasai Gaza juga menyerukan warga Palestina menggelar protes di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya