Liputan6.com, Kendari - Karena tidak memiliki jembatan, warga dua desa di Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara setiap hari harus menyeberangi sungai dengan menggunakan seutas tali baja.
Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Kamis (20/7/2017), tak hanya orang dewasa, anak-anak yang hendak berangkat sekolah pun turut menggantungkan nyawanya pada seutas tali tersebut. Bahkan seorang ibu yang menggendong anaknya nampak tidak takut menantang bahaya.
Advertisement
Untuk menopang tubuh mereka hanya digunakan potongan kayu sederhana yang digantung dengan kawat baja hasil swadaya masyarakat. Hal ini terpaksa mereka lakukan lantaran tidak adanya fasilitas jembatan penyeberangan.
Tersiar kabar kegiatan menantang maut dengan menyebrangi sungai itu telah dilakukan selama hampir 50 tahun.
Sungai Tinokari di Kolaka Utara yang letaknya sekitar 6 jam dari pusat Kota Kendari ini memiliki kedalaman 3 hingga 6 meter dengan arus yang cukup deras. Ironisnya kegiatan menantang maut ini telah menopang kegiatan warga selama puluhan tahun tanpa tersentuh bantuan dari pemerintah.