Wiranto Minta Mahasiswa Sosialisasikan Anti-Radikalisme

Wiranto menyatakan, pemerintah tidak sewenang-wenang dan justru ingin merawat persatuan.

oleh Aldiansyah Mochammad Fachrurrozy diperbarui 21 Jul 2017, 07:01 WIB
Menkopohukam Wiranto (tengah) mengumumkan pembubaran ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Jakarta, Senin (8/5). Dalam jumpa pers hadir Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Mendagri Tjahjo Kumolo dan Menkumham Yasonna Laoly. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Gorontalo - Menko Polhukam Wiranto meminta mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan, menyampaikan tentang anti-radikalisme kepada masyarakat selama sebulan terjun ke desa-desa di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

Sebab, ancaman terbesar bangsa saat ini adalah gerakan radikalisme, yang ingin merusak NKRI dengan paham-paham kekerasan. Karena itulah, gerakan-gerakan tersebut harus diperangi bersama.

"Melalui rilis dan konferensi pers ini sudah sampaikan dengan jelas, tapi saya ingin adik-adik menyampaikan ini kepada masyarakat supaya tidak salah tafsir," kata Wiranto saat berpidato di hadapan ratusan mahasiswa dari 53 perguruan tinggi di Indonesia, di Auditorium Universitas Negeri Gorontalo, Kamis, 20 Juli 2017.

Ia mengakui, saat ini ada pendapat yang berkembang bahwa pemerintahan saat ini bersikap sewenang-wenang dan tidak demokratis.

"Pemerintah tidak sewenang-wenang dan justru ingin merawat persatuan dan kesatuan bangsa dari rongrongan radikalisme. Pemerintah juga sangat demokratis," ujar dia.

Keputusan yang diambil pemerintah saat ini, lanjutnya, bukan asal-asalan, dan bukan merupakan kepentingan politik dan pribadi melainkan untuk merawat keutuhan bangsa. Ia juga berharap akan tumbuh rasa memiliki bangsa yang kuat dalam diri mahasiswa setelah melaksanakan KKN, dengan menjaga Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Siapa pun, organisasi apa pun yang ingin mengubah NKRI, menghancurkan Bhinneka Tunggal Ika, tidak ada kompromi. Harus kita lawan habis-habisan, jangan menyerah," kata Wiranto.

KKN Kebangsaan diikuti oleh 600 mahasiswa dari 53 perguruan tinggi di Indonesia, dan akan ditempatkan di 60 desa pada 11 kecamatan di Kabupaten Bone Bolango.

Selain mahasiswa perguruan tinggi dalam negeri, KKN Kebangsaan juga diikuti mahasiswa dari University of Technology Malaysia dan Ehime University, Jepang.

Mahasiswa menerima pembekalan KKN dengan tema "Merajut tali kebangsaan melalui penerapan program konservasi lingkungan dalam mendukung kedaulatan pangan berbasis pemberdayaan" selama 19-22 Juli 2017 di UNG.

 

Saksikan video di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya