Liputan6.com, Jakarta Bursa Asia dibuka cenderung melemah senada dengan bursa saham Amerika Serikat, Wall Street. Pergerakan ini ditopang oleh penguatan mata uang euro terhadap dolar.
Euro menguat terhadap dolar dan berada di level tertinggi dalam 2 tahun terakhir pada perdagangan kemarin. Penguatan euro terjadi setelah Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi mengatakan tidak akan mengubah kebijakan moneternya, yaitu membeli surat utang.
Advertisement
Keputusan ini akan berimbas pada pengetatan kebijakan di tahun depan.
"Meski pasar tidak memberikan komentar sebagai sesuatu yang baru, pasar mata uang menyukai fakta bahwa Draghi memastikan mengenai kebijakan tapering," ujar Daisuke Uno, Kepala Strategist di Sumitomo Mitsui Bank, mengutip Reuters, Jumat (21/7/2017).
Pada awal perdagangan, euro berada di level 1,163 per dolar, menjaga penguatan 1 persen pada Kamis kemarin, dan terbesar sejak 27 Juni.
Beberapa bursa Asia pun bergerak cenderung melemah. MSCI indeks Asia Pasifik di luar Jepang turun tipis 0,1 persen saat pasar regional dibuka.
Sementara indeks Nikkei Jepang turun 0,3 persen menyusul penguatan yen terhadap dolar.