Liputan6.com, Tokyo: Model kerangka manusia purba yang memasuki tahap awal evolusi kera ke manusia jutaan tahun lampau, kini dipamerkan di Museum Universitas Tokyo, Jepang, Ahad (24/10).
Profesor Gen Suwa menjelaskan, kerangka Ramidus ardipithecus diyakini hidup di Benua Afrika, sekitar 4,4 juta tahun lampau. Menurut para ilmuwan, dilihat dari struktur tengkorak, lengan dan kaki yang dipamerkan membuktikan bahwa fosil itu merupakan jenis manusia purba yang memasuki tahap evolusi. Terutama pada jari bagian kaki yang membentuk cengkeraman.
Suwa yang juga ilmuwan purbakala berkaliber internasional yakin dengan bentuk struktur itu, Ramidus ardipithecus memiliki kemampuan berjalan tegak dengan dua kaki layaknya manusia dan juga mudah memanjat pohon seperti halnya kera. Hal ini memperkuat teori Darwin yang diyakini kebanyakan ilmuwan hingga kini.
"Tidak diragukan lagi, Ramidus ardipithecus jenis manusia purba yang memasuki tahap evolusi" kata Suwa.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat antusias menyambut pameran langka yang berlangsung hingga 30 Oktober mendatang. Menurut dia, saat ini adalah kesempatan besar bagi ilmuwan serta generasi muda untuk meneliti fosil yang ditemukan di Ethiopia, 16 tahun silam itu.(ADI/ANS/NHK)
Profesor Gen Suwa menjelaskan, kerangka Ramidus ardipithecus diyakini hidup di Benua Afrika, sekitar 4,4 juta tahun lampau. Menurut para ilmuwan, dilihat dari struktur tengkorak, lengan dan kaki yang dipamerkan membuktikan bahwa fosil itu merupakan jenis manusia purba yang memasuki tahap evolusi. Terutama pada jari bagian kaki yang membentuk cengkeraman.
Suwa yang juga ilmuwan purbakala berkaliber internasional yakin dengan bentuk struktur itu, Ramidus ardipithecus memiliki kemampuan berjalan tegak dengan dua kaki layaknya manusia dan juga mudah memanjat pohon seperti halnya kera. Hal ini memperkuat teori Darwin yang diyakini kebanyakan ilmuwan hingga kini.
"Tidak diragukan lagi, Ramidus ardipithecus jenis manusia purba yang memasuki tahap evolusi" kata Suwa.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat antusias menyambut pameran langka yang berlangsung hingga 30 Oktober mendatang. Menurut dia, saat ini adalah kesempatan besar bagi ilmuwan serta generasi muda untuk meneliti fosil yang ditemukan di Ethiopia, 16 tahun silam itu.(ADI/ANS/NHK)
