Liputan6.com, Aalst - Aksi balapan Marc Marquez di dua musim terakhir cenderung lebih dewasa. Ini terjadi lantaran Baby Alien mencoba untuk meminimalisasi kesalahan dan tidak mengambil risiko saat bermanuver.
Marquez dikenal sebagai pembalap yang sangat agresif sejak tiba di kelas utama MotoGP pada 2013. Dia seringkali mengabaikan keselamatannya demi mendapatkan podium pertama.
Baca Juga
Advertisement
Meskipun sempat dikritik sejumlah pembalap kelas utama, Marquez berhasil membawa trofi juara ke markas tim Honda selama dua musim berturut-turut. Pada musim ketiga, Dewi Fortuna sudah menjauh, setelah ia beberapa kali melakukan kesalahan sendiri. Akibatnya, gelar MotoGP berpindah ke tangan Jorge Lorenzo.
Pengalaman buruk yang terjadi pada 2015 dijadikan Marquez sebagai pembelajaran. Pembalap Honda itu lantas mencoba untuk mengubah gaya balap agresif dan hasilnya cukup positif karena ia mampu merebut trofi ketiganya di kelas utama (2016).
Hasil positif itu terus berlanjut hingga musim ini. Pasalnya, Marquez mampu mempertahankan pemuncak klasemen sementara MotoGP setelah menyelesaikan dua kemenangan (Austin-Sachsenring) dari sembilan balapan di paruh pertama.
"Marc adalah Marc. Dia selalu melihat hal positif dalam hal apa pun dan inilah kekuatannya," kata Manajer Honda Repsol, Livio Suppo, seperti dikutip dari GPOne, Kamis (20/7/2017).
Secara keseluruhan, tim Honda sangat puas dengan kedua pembalapnya, termasuk Dani Pedrosa. "Dia juga positif, lebih dari sebelumnya. Dia berbeda, kuat, 26 poin di belakang Marc Marquez tapi dia bisa saja lebih dekat. Dibandingkan tahun lalu, saat ia berjuang di bagian pertama, dia melakukan jauh lebih baik," ujar Suppo. *
(David Permana)