Keputusan Bank Sentral Jepang Dorong Penguatan Rupiah

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.317 per dolar AS hingga 13.328 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 21 Jul 2017, 13:30 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.317 per dolar AS hingga 13.328 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak mendatar pada perdagangan jelang akhir pekan ini. Rupiah berpeluang menguat, mengingat dolar AS yang terus tertekan. 

Mengutip Bloomberg, Jumat (21/7/2017), rupiah dibuka di angka 13.324 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di angka 13.333 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.317 per dolar AS hingga 13.328 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 1,10 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.323 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.320 per dolar AS.

Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga menjelaskan, rupiah melemah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis kemarin menuju 13.330 per dolar AS karena investor melancarkan aksi ambil untung. "Walaupun ketidakpastian mengacaukan kurs Dolar AS, namun prospek kenaikan suku bunga AS dapat menekan mata uang pasar berkembang termasuk rupiah," jelas dia.

Dolar AS yang semakin stabil dapat memicu kekhawatiran arus keluar modal, tetapi pada perdagangan hari ini, rupiah berpotensi sedikit menguat. Dari sudut pandang teknis, investor mungkin akan memanfaatkan pelemahan dolar AS di atas 13.330 per dolar AS.

Sedangkan ekonom PT Samuel Sekuritas, Rangga Cipta menjelaskan, rupiah melemah pada perdagangan Kamis kemarin, bersamaan dengan pelemahan mata uang lainnya di Asia. Fitch Ratings yang mempertahankan peringkat layak investasi Indonesia, justru direspons negatif melihat imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) yang naik.

"Rupiah berpeluang mengembalikan sentimen penguatannya melihat dollar index yang semakin anjlok, serta potensi penurunan yield SUN merespons keputusan Bank Sentral Jepang dan Bank Sentral Eropa yang dovish," tutur dia.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya