Liputan6.com, Jakarta Setelah kepergian vokalis Soundgarden--Chris Cornell--Mei lalu, dunia kembali dikejutkan dengan berita duka lainnya. Chester Bennington, vokalis Linkin Park, dikabarkan tewas bunuh diri di kediamannya di Palos Verdes Estate, Los Angeles, AS, Kamis (20/7/2017) waktu setempat.
Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki penyebab pasti kematian vokalis berusia 41 tahun itu. Kabarnya, meski memiliki karier yang sukses, Chester Bennington beberapa kali mengungkapkan ingin mengakhiri hidup.
Advertisement
Menurut keterangan pihak berwajib, jasad Bennington ditemukan oleh pembantu rumah tangganya sebelum pukul 9.00 pagi waktu setempat. Kematian yang begitu mendadak jelas mengejutkan. Apalagi Bennington dan bandnya, Linkin Park, memiliki agenda pemotretan di Hollywood pada hari yang sama.
Bennington seolah tak meninggalkan petunjuk akan mengakhiri hidup dengan gantung diri. Namun, rocker bersuara khas itu memang dikabarkan sangat terpukul atas kepergian sahabatnya, vokalis Soundgarden, Chris Cornell. Entah direncanakan atau tidak, kematian Chester Bennington bertepatan dengan hari lahir Chris Cornell, 20 Juli.
Mengutip laman Health di situs Harvard.edu, lebih dari 100 warga Amerika melakukan tindakan bunuh diri setiap harinya. Bahkan bunuh diri menjadi penyebab kesepuluh dari seluruh kematian di negara itu. Bunuh diri menjadi penyebab kematian keempat untuk individu usia 25 hingga 44 tahun.
Sebagian besar pelaku bunuh diri tidak akan membocorkan niatnya. "Banyak orang yang melakukan bunuh diri tanpa memberi tahu bahwa mereka memikirkan atau merencanakan hal itu," ujar Dr Michael Miller, asisten profesor bidang psikiatri di Harvard Medical School.
Setiap tindakan bunuh diri tentu meninggalkan tanda tanya besar bagi orang-orang terdekat pelakunya. Kenapa mereka melakukan hal itu? Apa penyebabnya? Tak ada yang benar-benar tahu penyebabnya, demikian juga dengan para ahli. Pasalnya, para ahli pun hanya bisa mengetahui alasan dari orang-orang yang berniat bunuh diri atau mereka yang akhirnya berhasil selamat dari percobaan bunuh diri.
Setiap tindakan bunuh diri dipicu oleh hal yang berbeda-beda. Ada yang dipicu oleh kemarahan hebat, kesedihan mendalam, rasa putus asa, atau panik. Dan keputusan itu diambil dalam waktu sangat singkat (impulsif), hanya dalam hitungan jam atau bahkan menit.
Orang yang Berisiko Bunuh Diri
Berikut hal-hal yang membuat seseorang memiliki risiko besar bunuh diri, mengutip Harvard.edu:
- mengalami episode depresi, psikosis, atau kecemasan
- rasa kehilangan mendalam dari seperti meninggalnya orang terdekat atau kehilangan pekerjaan
- krisis personal atau stres menghadapi hidup, terutama yang meningkatkan keinginan untuk mengisolasi diri atau mengarah pada kehilangan rasa percaya diri, seperti putus cinta atau perceraian
- kehilangan dukungan sosial, misalnya karena pindah rumah, atau ketika sahabat dekat pindah ke daerah/negara lain
- penyakit atau pengobatan yang memicu perubahan mood
- paparan perilaku bunuh diri dari orang lain, seperti teman, rekan sejawat, atau orang terkenal
Hal-hal yang telah disebutkan itu bisa dialami oleh semua individu. Bedanya, individu yang cenderung melakukan bunuh diri melihat kondisi tersebut sebagai penyebab rasa sakit dan tidak berdaya, sehingga mereka tak melihat jalan keluar lainnya.
Advertisement