Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 6 negara diprediksi akan hilang dari peta pada 2115. Penyebabnya beraneka ragam, mulai dari pemanasan global, hingga konflik geopolitik.
Negara yang masuk prediksi termasuk Kiribati yang merupakan surga bagi pecinta iklim tropis yang kaya sinar matahari.
Advertisement
Terus naiknya permukaan air laut akibat pemanasan global menjadi pusat kekhawatiran. Untuk mencegah situasi terburuk ini, Kiribati sudah membeli tanah seluas lebih dari 5.000 hektar di Fiji yang kelak akan menjadi lokasi pengungsian mereka jika negara itu tenggelam.
Kasus negara hilang dari peta bukan baru. Kejadian ini pernah berapa kali terjadi dalam sejarah peradaban dunia.
Dilansir dari beberapa sumber berikut 4 negara yang sudah tidak ada dan terhapus selamanya dari peta dunia, yang Liputan6.com kutip dari berbagai sumber, salah satunya BBC History:
1. Vietnam Selatan
Vietnam dibagi menjadi dua bagian pada 1954. Pembagian tersebut didasari Perjanjian Jenewa setelah Sekutu berhasil mengalahkan Prancis yang kala itu menjajah Vietnam.
Setelah itu, Vietnam Utara dan Selatan kemudian berperang dalam kurun waktu 1957 dan 1975. Perang ini merupakan bagian dari perang dingin antara dua kubu ideologi besar,yakni Komunis dan SEATO.
Republik Vietnam --nama resmi Vietnam Selatan-- merupakan negara yang mendapat bantuan total dari Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina.
Karena perang berkepanjangan, warga Vietnam Selatan dan Utara melakukan eksodus besar-besaran termasuk ke AS.
Setelah berperang lama, akhirnya Vietnam Selatan dan Utara bersatu. Tetapi, lagu kebangsaan dan lambang negara mengadopsi milik Vietnam Utara yang berhaluan komunis.
Advertisement
2. Jerman Timur
Sejak Perang Dunia II berakhir. Saat itu, Jerman terbagi menjadi 4 zona kekuasaan. Yakni zona milik Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Uni Soviet.
Namun pada akhirnya, zona tersebut mengerucut menjadi 2 bagian, yakni zona barat yang dikuasai dipegang AS beserta sekutu dan zona timur yang dipegang Uni Soviet.
Pada 1952, Jerman Timur yang berpaham komunis menutup perbatasan dengan Barat. 9 tahun kemudian, tembok Berlin dibangun oleh Republik Demokratik Jerman tersebut agar penduduknya tidak lari ke pasar perdagangan Jerman Barat -- demi mencegah ekonomi kalah bersaing dengan AS dan Sekutu. Namun langkah ini justru membuat perekonomian Jerman Timur mengalami krisis.
November 1989, Uni Soviet yang kala itu dipimpin Mikhail Gorbachev mengubah haluan Jerman Timur untuk berdamai dan bersatu dengan Jerman Barat.
Sementara itu pula, hasrat penduduk Jerman Timur untuk menuju Barat semakin besar. Pemerintah Jerman Timur pun mulai melonggarkan aturan bepergian ke Barat melewati perbatasan.
Hingga pada akhirnya, sedikit demi sedikit warga Jerman Timur menghancurkan tembok Berlin. Alih-alih mencegah, Pemerintah Jerman Timur memutuskan untuk membuka perbatasan tersebut. Buldozer dikerahkan untuk menghancurkan tembok. Warga dari kedua sisi, baik Barat dan Timur yang berkumpul saat penghancuran pun senang, akhirnya mereka bisa bersatu.
3. Yugoslavia
Yugoslavia pernah menjadi negara besar di dunia. Negara yang terletak di wilayah Balkan Eropa ini, berdiri dari 1918 sampai 2003.
Yugoslavia pernah mengalami perubahan pemerintahan. Awalnya negara tersebut berbentuk kerajaan namun akhirnya dirubah menjadi sebuah republik.
Perubahan dari kerajaan ke republik disebabkan invasi dari Nazi. Setelah Nazi runtuh pada 1945, secara mengejutkan Yugoslavia berhasil mencegah Uni Soviet menduduki negaranya.
Pada awal 1990-an, konflik internal terjadi di negara tersebut. Nasionalisme kedaerahan menimbulkan perang saudara.
Negara ini akhirnya pecah jadi enam bagian negara berdaulat yaitu, Slovenia, Kroasia, Bosnia, Serbia, Macedonia, dan Montenegro.
Advertisement
4. Uni Soviet
Pada 1922 sampai 1991 sejarah dunia mencatat, terdapat satu negara adidaya yang memimpin blok timur, Uni Soviet.
Kekuatan Soviet dalam rentan waktu tersebut begitu menakutkan. Soviet merupakan negara terluas di dunia.
Selain itu, negara ini adalah pengagas sistem politik satu partai. Di Soviet hanya ada satu organisasi politik resmi, Partai Komunis.
Uni Soviet berdiri karena runtuhnya kekaisaran Rusia pada 1917. Pemerintahan sementara Rusia yang ditugaskan melanjutkan pemerintahan nyatanya tak mampu mencegah perang sipil yang dimenangkan Kaum Bolshevik.
Akhirnya, pada 30 Desember 1922, Uni Soviet resmi didirikan.
Selama eksis di muka bumi, Soviet terlibat perang dingin dengan Amerika Serikat dan blok barat.
Pada akhir 1980-an sistem komunis yang dipakai Soviet, diduga menyebabkan banyak masalah perekonomian.
Ujung dari masalah tersebut adalah pengunduran diri tokoh berpengaruh Rusia Boris Yeltsin dari Partai Komunis Uni Soviet.
Kemunduran Yeltsin merupakan malapetaka. Sebab, usai dia mundur jam pasir kehancuran negara adidaya itu pun dimulai.
Pangkal angkat kakinya Yeltsin dari Partai Komunis adalah terpilihnya kembali Mikhail Gorbachev sebagai pemimpin partai tersebut yang notabene secara langsung memimpin Uni Soviet.
Dalam masa itu, kembali naiknya Gorbachev tidak hanya ditentang Yeltsin. Tetapi kritik juga datang dari simpatisan garis Partai Komunis. Kritikan dari kader Partai Komunis dan Yeltsin kepada Gorbachev.
Melihat serangan bertubi-tubi itu, Gorbachev kalang kabut. Hanya bertahan 1,5 tahun, akhirnya pria ini memilih mundur dari jabatannya.
Pada Desember 1991, Gorbachev resmi meninggalkan kursi Presiden. Otomatis setelah itu sesaat setelah pengumuman pengunduran dirinya, negara Uni Soviet resmi dibubarkan.
Uni Soviet saat ini terpecah jadi 15 negara berdaulat.
Simak video berikut