Beri Pembekalan Taruna TNI, Megawati Ingatkan Ancaman Proxy War

Menurut Megawati senjata yang sehebat-hebatnya adalah semangat, perjuangan, dan komitmen total bagi bangsa dan negara Indonesia.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 21 Jul 2017, 23:32 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat memberi pembekalan taruna TNI. (Liputan6.com/Taufiqurrocman)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengingatkan kepada para calon perwira TNI, terkait ancaman perang modern yang semakin nyata.

Menurut Megawati, perkembangan modern itu telah menyeret negara-negara pada suatu kondisi peperangan yang tidak kasat mata, atau yang dikenal dengan istilah proxy war.

"Perang modern ini adalah sebuah ujian berat, tidak hanya bagi TNI, tetapi juga terhadap seluruh elemen bangsa," kata Megawati, saat berpidato dalam acara pembekalan kepada 437 calon perwira remaja taruna dan taruni TNI di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (21/7/017).

Ketua Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) itu mengatakan, untuk menghadapi ancaman ini, bukan hanya sekadar berjuang mewujudkan TNI sebagai tentara rakyat dengan alutsista modern, sebab senjata modern bukanlah hal utama.

Namun, kata Megawati, jika melihat dari sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa, bisa dibuktikan bahwa senjata yang sehebat-hebatnya adalah semangat, perjuangan, dan komitmen total bagi bangsa dan negara Indonesia.

"Hal ini juga ditegaskan oleh Bung Karno pada saat peresmian Lembaga Pertahanan Nasional, pada 20 Mei 1965, 'Asal semangat berkobar dan bersatu, kita bisa menundukkan musuh paling hebat sekalipun. Persatuan rakyat adalah senjata yang sehebat-hebatnya'," dia menegaskan.

Selain itu, Ketua Umum PDIP ini menekankan, saat ini bangsa Indonesia tengah menghadapi kejahatan keuangan internasional, perdagangan manusia, peredaran narkotika, serta terorisme yang melibatkan lintas negara.

"Tujuan utamanya tetap, yakni mencoba memecah belah bangsa, dan menguasai Indonesia yang begitu kaya. Mereka, kepentingan asing yang berkolaborasi dengan para 'penjual' bangsa, akan terus memperlemah kedaulatan politik, ekonomi, dan sistem sosial kita," kata dia.

Oleh sebab itu, Megawati berharap, TNI dan Polri selalu bekerja sama, bahu-membahu, saling bergotong-royong dalam rangka pengayoman, dan perlindungan bagi warga bangsa, guna memastikan terciptanya rasa aman serta ketentraman masyarakat.

"Itulah sebabnya TNI baru turun ke lapangan kalau negara dalam darurat bahaya atau darurat sipil. Sementara Polri sesuai perannya dalam keamanan dalam negeri. Tetapi, tentu saja tidak mungkin konsep pertahanan dan keamanan suatu negara terlepas dari politik negara, yang merupakan integrasi dari politik dalam dan luar negeri," ujar dia.

Kepada kepada 437 calon perwira remaja taruna dan taruni TNI, Megawati berpesan, di mana pun ditempatkan kelak dalam bertugas, tetap harus merawat dan menggelorakan semangat juang tinggi. Setiap penerus bangsa harus menanamkan dalam jiwa dan pikiran, kesetiaan hanya kepada bangsa dan negara.

"Tempa dirimu, jangan lekas puas, terus belajar menggali ilmu. Tetaplah bersama rakyat, menyatulah dalam kekuatan rakyat. Di situlah sesungguhnya kekuatan kalian untuk menjadi prajurit TNI akan kalian temukan, karena rakyat adalah sumbermu," pesan Megawati.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya