Dari Labu Siam Tercipta Salep Pengobat Kanker Kulit

Penelitian empat mahasiswa UGM ini bermula dari keprihatinan terhadap kanker kulit Melanoma maligna yang bersifat ganas dan mematikan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 23 Jul 2017, 23:07 WIB
Sekelompok mahasiswa Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta, menemukan salep Labu Siam sebagai obat kanker kulit. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Sekelompok mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) meneliti manfaat labu siam. Hasilnya, ekstrak sayur buah yang dikenal dengan sebutan jipang itu dijadikan salep dan bisa untuk mengobati kanker kulit.

Adalah Dwi Jami Indah Nurhasanah, Bening Larasati, Dea Febiansi, dan Dhella Apriliandha Roshitafandi yang mengadakan penelitian untuk mengetahui senyawa antikanker dalam labu siam secara detail.

Mereka mengadakan uji kualitatif, uji kuantitatif, serta uji anti proliferasi menggunakan sel line yang memiliki sifat proliferasi yang sama dengan sel kanker. Sampel yang diuji berupa ekstrak labu siam dalam bentuk pasta.

Uji kualitatif adalah uji kromatografi lapis tipis, sedangkan uji kuantitatif adalah uji spektrofotometri. Dalam pengujian, labu siam dibagi menjadi tiga parameter berdasarkan ukuran buahnya. Asumsinya, semakin besar ukuran buah, maka umur dari buah tersebut semakin tua.

"Hasilnya, menunjukkan dari ketiga parameter umur labu siam yang digunakan, semuanya mengandung senyawa saponin dan flavonoid yang merupakan senyawa metabolit sekunder dan mempunyai sifat sebagai antikanker," ucap Indah, belum lama ini.

Selanjutnya, mengolah labu siam menjadi ekstrak. Ekstrak tersebut diolah dalam bentuk salep dan hasil uji antiproliferatif menunjukkan positif. "Artinya, ekstrak labu siam yang diujikan dapat menghambat pertumbuhan sel," ujar mahasiswa UGM tersebut.

Indah menuturkan, penelitian ini bermula dari keprihatinan terhadap kanker kulit Melanoma maligna merupakan salah satu jenis kanker yang bersifat ganas, cepat menyebar, dan menyebabkan kematian.

Sekelompok mahasiswa Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta, menemukan salep Labu Siam sebagai obat kanker kulit. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mencatat, setidaknya terdapat 3.300 kasus melanoma baru yang terjadi setiap tahun di Indonesia. Melanoma dapat muncul pada kulit normal atau berawal dari tahi lalat. Perubahan tahi lalat normal menjadi melanoma ini terkadang tidak disadari oleh sebagian besar masyarakat.

Mahasiswa UGM ini menilai, selain sebagai terobosan unik, salep tersebut juga meningkatkan nilai ekonomis labu siam yang selama ini hanya dianggap sebagai sayur pelengkap. Padahal, labu siam memiliki banyak manfaat lainnya

Saksikan video menarik di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya