Liputan6.com, Amman - Penembakan terjadi di kedutaan Israel di Amman, Yordania pada Minggu 23 Juli 2017 waktu setempat. Seorang pria kelahiran ibu kota itu dilaporkan tewas terbunuh.
Satu tentara Israel serta seorang warga Yordania lainnya terluka dalam insiden tersebut.
Advertisement
"Kedua orang Yordania tersebut bekerja untuk perusahaan furnitur dan memasuki kedutaan sebelum penembakan tersebut," kata polisi seperti dikutip dari BBC, Senin (24/7/2017).
Sejauh ini, polisi telah mengungkap beberapa rincian terkait penembakan tersebut. Namun, motif insiden belum dapat dipastikan.
Kini pasukan keamanan telah menutup kedutaan tersebut dengan pihak berwenang Israel yang mengevakuasi staf.
"Penembakan tersebut terjadi di sebuah bangunan tempat tinggal yang digunakan oleh kedutaan Israel," tutur salah satu polisi Yordania.
Menurut sebuah pernyataan dari pihak berwenang setempat, ketiga orang korban penembakan tengah dirawat di rumah sakit -- salah satu orang Yordania meninggal akibat luka tembakan. Penyelidikan fase awal pun tengah dilakukan.
Otoritas Israel belum mengomentari insiden tersebut dan memberlakukan
pembatasan pelaporan.
Kedutaan besar Israel yang sangat dilindungi itu terletak di lingkungan Rabiyeh, bagian makmur Amman.
Sebelumnya, pada Jumat 21 Juli, ribuan orang Yordania melakukan demonstrasi di Amman melawan Israel yang memasang detektor logam di sebuah tempat suci bagi kaum Muslim dan Yahudi di Yerusalem Timur.
Yordania, yang menduduki Yerusalem Timur dari tahun 1949 sampai 1967, adalah penjaga situs yang dikenal oleh umat Muslim sebagai Haram al-Sharif dan bagi Yahudi sebagai Temple Mount.
Ketegangan antara Israel dan Palestina di situs tersebut telah meningkat dalam beberapa hari terakhir sebagai respons terhadap detektor logam -- pasca terbunuhnya dua polisi Israel.
Selain itu, kamera keamanan kini juga telah dipasang di pintu gerbang yang menuju ke situs tersebut.
Saksikan juga video menarik berikut ini: