Top 3 News Hari Ini: Reaksi Adhyaksa soal Pembekuan Pramuka

Top 3 News Hari Ini, pembekuan Pramuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dinilai sangat berlebihan oleh Adhyaksa Dault.

oleh Luqman RimadiPutu Merta Surya Putra diperbarui 24 Jul 2017, 21:39 WIB
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault menyatakan dirinya menolak LGBT (Dokpri Pramuka)

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 News Hari Ini, diduga berafiliasi dengan organisasi anti-Pancasila, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi membekukan Organisasi Kepemudaan (OKP) Pramuka.

Kebijakan tersebut sontak mendapat rekasi keras dari Adhyaksa Dault, selaku Ketua Kwarnas Pramuka. Dia menilai langkah Menpora terlalu berlebihan. Putusan ini seiring kedatangan Adhyaksa di acara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) pada 2013 silam.

Tudingan Pramuka berafiliasi dengan HTI dibantah oleh mantan Menpora dalam Kabinet Indonesia Bersatu itu. Adhyaksa mengaku dirinya telah mengklarifikasi kedatangannya di acara HTI kepada Kepala BIN, Wapres Jusuf Kalla, dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Sementara, kabar gudang beras Maknyuss yang belum lama ini digerebek oleh polisi juga tak kalah menyita perhatian pembaca Liputan6.com.

Meski telah digerebek karena diduga memproduksi beras oplosan, beras merek tersebut masih ditemukan dijual bebas di pasar tradisional.

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 news hari ini

1. Menpora Bekukan Dana Pramuka, Ini Reaksi Adhyaksa Dault

Ketua Kwarnas Pramuka Adhyaksa Dault saat berkunjung ke redaksi Liputan6.com di SCTV Tower, Senayan, Jakarta. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan pihaknya mengambil keputusan untuk membekukan Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang diduga berafiliasi dengan organisasi anti-Pancasila.

Dia menuturkan, salah satunya adalah Pramuka, di mana Ketua Kwarnas Pramuka Adhyaksa Dault disebut pernah mendatangi acara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Adhyaksa Dault menilai bila dirinya diharuskan untuk memberikan klarifikasi langsung kepada Menpora Imam Nahrawi, dia mengaku siap untuk datang.

"Mungkin karena saya dianggap tidak sopan. Dan beliau (Imam Nahrawi) kan orang besar, pejabat tinggi, saya akan ikuti apa yang beliau inginkan. Demi Pramuka, saya siap untuk ikuti," kata dia. 

Selengkapnya...

2. Tunggu Klarifikasi Adhyaksa soal HTI, Bantuan Pramuka Dibekukan

Menpora, Imam Nahrawi memberi arahan pada atlet pelajar Indonesia saat upacara pelepasan di Jakarta, Rabu (12/7). 184 pelajar akan berlaga di Asean Schools Games 2017 di Singapura, 15-20 Juli. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, mengatakan pemerintah telah mengambil keputusan untuk membekukan Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang diduga berafiliasi dengan organisasi anti-Pancasila. Dia menuturkan, salah satunya adalah Pramuka.

"Ini sebagai tindak lanjut dari ketegasan pemerintah dari Perppu Ormas kemarin. Saya sedang menunggu penjelasan Pak Adhyaksa Dault. Statement individu. Sudah kami minta, sedang kami tunggu jawabannya. Sampai kemarin belum. Mungkin secara tertulis sudah diluncurkan, tapi belum masuk ke meja saya," jelas Imam.

Jika penjelasan dari Adhyaksa belum juga diberikan, lanjut dia, pihaknya akan meneliti lebih jauh, apakah itu perilaku individual atau sudah menjadi indentitas organisasi Pramuka.

Dia merasa yakin, meski dibekukan sementara, Pramuka tetap bisa jalan. 

Selengkapnya...

3. Usai Digerebek, Beras Maknyuss Masih Beredar di Pasar Tradisional

Pedagang mengaku, beras maknyus ini kurang laku di pasaran karena tergolong lebih mahal dibanding jenis lain.

Pascapenggerebekan oleh Bareskrim Polri, beras Maknyuss produksi PT Indo Beras Unggul dengan kemasan 5 kilogram masih ditemukan beredar di pasar tradisional.

Beras ini masih dijual para pedagang di Pasar Palmerah, Jakarat Barat dengan harga Rp 65 ribu. Para pedagang berencana mengembalikan ke pihak produsen, jika nanti ada kebijakan beras yang diproduksi PT Indo Beras Unggul dilarang beredar.

Pedagang mengaku, beras Maknyuss ini kurang laku di pasaran karena tergolong lebih mahal dibanding jenis lain.

Sementara itu, Komisaris Utama PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Anton Apriyantono menyanggah jika anak perusahaannya PT Indo Beras Unggul telah melakukan pengoplosan beras Ir 64.

Selengkapnya...

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya