Liputan6.com, Jakarta - Pembalap Mercedes, Lewis Hamilton, yakin Sirkuit Silverstone akan terus menggelar balapan Formula 1 (F1) GP Inggris. Jika tidak, dia menilai seluruh dunia akan berontak.
Isu soal berhentinya Sirkuit Silverstone menjadi tuan rumah F1 muncul setelah sang pemilik, British Racing Driver's Club (BRDC), mengklaim telah menanggung kerugian sejak 2010. Mereka mengungkapkan untuk melangsungkan balapan F1 seri 2017, Silverstone harus membayar 16,2 juta pound sterling atau setara Rp 27,8 miliar.
Baca Juga
Advertisement
Situasi tersebut akhirnya memaksa BRDC akan mengambil keputusan untuk mengakhiri kontrak balapan F1 lebih cepat dengan Liberty Media, yang sejatinya baru berakhir pada 2026.
"Saya bisa mengerti tidak ada keuntungan dari menggelar balapan karena harganya yang mahal, akan tetapi para penggemar balapan sudah menabung dan menghabiskan banyak uang demi menonton pada akhir pekan. Menurut saya, akan menjadi sesuatu yang memalukan jika Inggris tak lagi melangsungkan balapan," kata Hamilton seperti dikutip Crash, Senin (24/7/2017).
"Saya tak yakin Inggris akan berhenti menghelat balapan F1. Dunia akan berontak jika hal itu terjadi karena F1 adalah olahraga dunia. Saya akan melakukan apapun yang saya bisa untuk mendorong dan memastikan tetap Sirkuit Silverstone tetap menjadi tuan rumah F1," tambah sosok asal Inggris tersebut.
Kekhawatiran Hamilton terhadap rencana mundurnya Sirkuit Silverstone dari seri GP F1 2019 tentu bukan tanpa alasan. Sirkuit dengan panjang lintasan 5,891 km itu memiliki sejarah panjang di dunia balap F1 karena sudah menjadi tuan rumah sejak tahun 1950 atau sekitar 67 tahun yang lalu.
Hamilton juga punya sejarah bagus ketika balapan di sana. Sosok berusia 32 tahun itu meraih lima kemenangan yakni pada 2008, 2014, 2015, 2016 dan terakhir pada edisi 2017.