Liputan6.com, Yerusalem - Pemerintah Israel hingga kini tetap bersikukuh menutup sejumlah pintu masuk masjid Al-Aqsa, Yerusalem. Langkah Israel tersebut memicu terjadinya demonstrasi anarkistis di wilayah perbatasan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Selasa (25/7/2017), Israel tak mengindahkan tekanan negara-negara Islam untuk segera menyingkirkan alat deteksi logam di seluruh gerbang masuk masjid Al-Aqsa, Yerusalem.
Advertisement
Otoritas Israel justru menutup 8 dari 10 pintu masuk masjid Al-Aqsa. Israel hanya membuka 2 akses pintu masuk, itu pun dengan penjagaan yang sangat ketat.
Kondisi ini tentunya menyebabkan umat Muslim khususnya warga Palestina kesulitan untuk beribadah di dalam masjid suci tersebut. Ratusan warga Palestina ini akhirnya menggelar salat berjamaah di trotoar luar pintu masuk masjid Al-Aqsa.
Terkait hal ini eskalasi bentrokan antara warga Palestina dengan tentara Israel di tepi barat belum juga reda.
Puluhan pemuda Palestina nekat memblokade iring-iringan kendaraan lapis baja pasukan Israel saat melintasi wilayah Bait El, bahkan menyerang dengan lemparan batu.
Aksi para aktivis ini sebagai bentuk kecaman atas kebijakan Pemerintah Israel yang membatasi akses umat Muslim untuk beribadah di Masjid Al-Aqsa.
Sementara Israel menyatakan peningkatan keamanan di komplkes masjid Al-Aqsa dengan pemasangan kamera CCTV dan alat deteksi logam untuk mengurangi potensi terjadinya serangan kepada pasukan maupun warga Israel. Mengingat 2 polisi Israel tewas ditembak oleh tiga warga Palestina pada 14 Juli lalu.