Terkuak, Menantu Donald Trump 4 Kali Bertemu dengan Pihak Rusia

Jared Kushner, menantu Donald Trump pada akhirnya mengakui ada komunikasi antara dirinya dengan pihak Rusia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 25 Jul 2017, 10:19 WIB
Jared Kushner, menantu Donald Trump yang juga menjabat sebagai penasihat senior presiden AS (AP Photo/Pablo Martinez Monsivais)

Liputan6.com, Washington, DC - Nyaris selama satu tahun, Donald Trump dan sejumlah penasihat utamanya berulang kali membantah ada kontak antara tim kampanye Trump dengan individu yang terkait pemerintah Rusia.

Namun, hal tersebut bertentangan dengan pernyataan Jared Kushner, Jaksa Agung Amerika Serikat Jeff Sessions, bahkan putra sulungnya Donald Trump Jr.

Kushner merupakan penasihat senior presiden yang juga menantu Trump. Ia adalah suami dari putri kesayangan Trump, Ivanka.

Trump, Wakil Presiden Mike Pence, penasihat presiden Kellyanne Conway, juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders, mantan sekretaris pers Gedung Putih Sean Spicer, juru bicara Trump Hope Hicks, penasihat kampanye Trump Carter Page, dan mantan ketua kampanye Trump Paul Manafort adalah nama-nama yang selama ini menyangkal tudingan adanya komunikasi dengan pihak Rusia atau adanya intervensi Rusia dalam Pilpres AS 2016.

Secara rutin, Trump menyebut tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya dan timnya tentang Rusia adalah "berita palsu" dan sebuah "perburuan penyihir".

Ketika ditanya pada Februari lalu apakah tim kampanyenya menjalin kontak dengan Rusia selama musim pemilu, Trump mengatakan, "Jenderal Flynn jelas-jelas melakukannya. Jadi itu satu orang."

Disinggung apakah kontak tersebut terjadi selama pemilu, Trump meresponsnya dengan jawaban, "Tidak, tidak ada yang saya tahu. Saya tidak ada hubungannya dengan Rusia."

Flynn yang memiliki nama lengkap Michael Flynn merupakan mantan penasihat keamanan nasional AS. Ia mengundurkan diri lantaran terlibat kontak dengan pejabat Rusia sebelum Trump resmi terpilih sebagai presiden.

Belakangan, Trump dan sejumlah ajudan utamanya berhenti membantah. Penyebabnya, pada Maret lalu Jaksa Agung Jeff Sessions mengonfirmasi bahwa ia bertemu dengan Duta Besar Rusia Sergey Kislyak pada Juli dan September 2016.

Demikian pula dengan Kushner. Pada Senin, 24 Juli waktu setempat, pria berusia 36 tahun tersebut menggelar konferensi pers yang ditujukan kepada Senat dan Komite Intelijen Senat jelang tanya jawabnya dengan Anggota Parlemen AS.

Kushner mengonfirmasi bahwa dia "mungkin" bertemu dengan sejumlah orang Rusia selama musim kampanye 2016 dan masa transisi. Meski demikian, ia bersikeras tidak membahas hal-hal yang tidak layak dalam pertemuan tersebut.

Pertemuan yang dimaksudnya adalah dua kali tatap muka dengan Duta Besar Rusia, sebuah pertemuan dengan direktur bank negara Rusia, dan tatap muka pada Juni 2016 dengan seorang pengacara Rusia serta sejumlah orang lainnya. Pertemuan terakhir diatur oleh Donald Trump Jr.

"Saya tidak berkolusi, juga tidak mengetahui orang lain dalam tim kampanye yang berkomunikasi, dengan pemerintah negara mana pun," ujar Kushner dalam pernyataan perdananya terkait kasus ini seperti dikutip dari CNN pada Selasa (25/7/2017).

"Saya tidak memiliki komunikasi yang tidak pantas. Saya tidak mengandalkan dana Rusia untuk membiayai kegiatan bisnis saya di sektor swasta. Saya telah mencoba untuk sepenuhnya transparan berkenaan dengan formulir SF-86, melebihi apa yang diminta. Mudah-mudahan, ini membuat semuanya jelas," tambahnya ketika memberikan keterangan di Sayap Barat Gedung Putih.

Jadi, sejauh ini satu per satu orang di ring satu Trump sudah mengakui adanya komunikasi atau pertemuan dengan pihak Rusia. Meski, di lain sisi mereka menyangkal adanya persekongkolan jahat.

 

Saksikan video pernyataan Jared Kushner berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya