Liputan6.com, Jakarta Hari ini, 109 tahun yang lalu, pemerintah Amerika Serikat mendirikan lembaga yang menjadi cikal bakal dari Federal Bureau of Investigation (FBI), badan investigasi tingkat federal dan intelijen domestik terkemuka di Negeri Paman Sam.
Lahirnya lembaga itu diawali ketika Jaksa Agung Charles Bonaparte memerintahkan pembentukan tim investigasi setingkat federal (pemerintah pusat AS) yang bernaung di bawah kepemimpinan Stanley Finch, Kepala Office of the Chief Examiner dari Departemen Kehakiman AS, tepat pada 26 Juli 1908.
Setelah beroperasi menangani penyelidikan tingkat federal selama satu tahun, tim investigator beserta Office of the Chief Examiner yang dipimpin oleh Finch berubah nama menjadi Bureau of Investigation (BOI). Dan pada 1935, BOI berubah nama, menjadi lembaga yang kini dikenal sebagai FBI. Demikian seperti yang dilansir dari History.com, Rabu (26/7/2017).
Baca Juga
Advertisement
Latar pembentukan tim investigasi khusus yang dipimpin oleh Finch, BOI, dan FBI itu, dilatarbelakangi atas sistem penegakan hukum dan kepolisian yang dianut di Amerika Serikat pada medio 1800-an. Sebagai negara federal dengan tingkat otonomi daerah yang tinggi, pada saat itu, setiap wilayah di AS memiliki lembaga penegak hukum dan badan penyelidik masing-masing.
Tak seperti Indonesia yang tugas penegakan hukum dan kepolisian hanya diemban oleh Polri dan perwakilan daerah seperti Polda, masing-masing negara bagian di AS memiliki lembaga kepolisian masing-masing dan turut memiliki kewenangan yurisdiksi yang sangat mandiri, tanpa bernaung di satu payung instansi. Hal itu menimbulkan polemik ketika terjadi sebuah kejahatan yang bersifat lintas batas negara bagian atau kasus pelanggaran atas hukum federal.
Mengatasi polemik itu, dibentuklah Departemen Kehakiman (Department of Justice) pada 1870, yang bertujuan untuk melakukan penegakan hukum federal dan mengkoordinasikan kebijakan yudisial dengan aparat tingkat negara bagian. Akan tetapi, pada awal pembentukannya, DOJ tidak memiliki direktorat yang khusus menangani penyelidikan dan penyidikan kasus.
Awal mula, DOJ memanfaatkan jasa penyelidik dan penyidik swasta yang tidak memiliki keterikatan dinas dengan pemerintah federal AS. Selain itu, Departemen Kehakiman juga memanfaatkan dinas federal lain, seperti Secret Service (Dinas Rahasia yang kini juga bertugas sebagai Pasukan Pengamanan Presiden) dan Departemen Keuangan, untuk membantu tugas investigasi DOJ.
Memasuki 1900-an, Kejaksaan Agung AS mulai meresmikan perekrutan investigator purna waktu dalam jumlah kecil yang ditugaskan dalam direktorat khusus baru bernama Office of the Chief Examiner. Badan itu, yang diisi oleh mantan analis keuangan Depkeu AS, mengemban tugas perdana untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus pelanggaran hukum federal serta kejahatan finansial dan kerah putih
Pada 1908, Office of the Chief Examiner melakukan ekpansi tugas dan sumber daya manusia. Mereka merekrut 10 mantan petugas Secret Service dan mulai menangani investigasi kriminalitas lintas negara bagian, seperti kelompok penjahat bersenjata dan penyelundup minuman keras.
Ketika 10 mantan petugas Secret Service pertama kali melakukan lapor diri untuk berdinas ke Office of the Chief Examiner tepatnya 26 Juli 1908, hari itu ditandai sebagai hari lahirnya embrio FBI. Setahun kemudian, Maret 1909, Office of the Chief Examiner merekrut 34 agen baru dan melakukan pengubahan nama menjadi Bureau of Investigation (BOI).
Pada awal pembentukannya, BOI digunakan sebagai alat untuk menyelidiki penjahat yang menghindari penuntutan dengan melewati jalur negara bagian. Dalam beberapa tahun, jumlah agen lembaga itu berkembang menjadi lebih dari 300 orang.
Pada 1935, BOI berubah nama menjadi Federal Bureau of Investigation (FBI) di bawah kepemimpinan J. Edgar Hoover. Agensi itu memiliki prestasi dalam penumpasan kelompok kejahatan terorganisir dan gangster ternama yang dipimpin oleh George Kelly dan John Dillinger.
Memasuki 1940 hingga periode Perang Dingin, tugas dan fungsi FBI mengalami perluasan, seperti intelijen domestik, kontra-intelijen, pemberantas gerakan subversif dan komunis, serta praktik pembungkaman dan pencorengan nama baik kepada kelompok politik radikal anti-pemerintah.
Meski begitu, hingga kini, FBI tetap diklaim sebagai salah satu lembaga penegak hukum federal yang mumpuni dengan cakupan bidang kerja yang luas di Amerika Serikat.
Selain itu, 26 Juli juga akan dikenang oleh rakyat Argentina sebagai hari kematian Eva Peron. Ia adalah istri Presiden Argentina, Juan Domingo Peron yang meninggal dunia pada 1952 di usianya yang ke-33 tahun akibat kanker.
Hari yang sama juga menandai tewasnya seribu orang pasca gempa besar yang kota Skopje, 27 Juli 1963. Lindu di jantung kota Makedonia Yugoslavia itu terjadi sekitar pukul 05.00 dan berlangsung selama 20 detik.
Tremor dari gempa dirasakan hingga 144 kilometer di sepanjang lembah Vardar. Lebih dari 100 ribu orang kehilangan tempat tinggal sementara tiga perempat bangunan kota rusak atau sama sekali hancur.
Saksikan juga video berikut ini