Liputan6.com, Garut - Aksi demonstrasi ratusan siswa SMAN 30 Cihurip, Kabupaten Garut, Jawa Barat mulai berbuah. Tiga kelas mereka yang rusak parah sejak empat bulan terakhir akibat sapuan puting beliung mulai diperbaiki.
Kepala Sekolah SMAN 30 Garut Dede Kustoyo mengatakan perbaikan ruang kelas yang rusak dimulai hari ini, Rabu (26/7/2017). Beberapa bahan material bangunan sudah terkumpul.
"Alhamdulillah, dana cair hari Kamis (pekan lalu) sesuai kami ajukan di kisaran Rp 334 juta sekian untuk perbaikan tiga ruang kelas," ujarnya.
Ia mengakui saat ini, ratusan siswa dari tiga kelas yang rusak masih bertahan di ruang tenda darurat milik BNPB. Meski kemarin sempat rusak akibat besi penyangganya yang patah, kegiatan belajar mengajar (KBM) kembali normal.
"Sebenarnya bukan roboh tapi hanya goyang saja. Anak-anak belajar di selasar sekolah dulu," kata Dede.
Selain membantah informasi tenda yang roboh, Dede juga membantah adanya lima siswa yang pingsan saat belajar di dalam tenda darurat lantaran kondisi panas dan pengap.
"Bohong, itu di-setting mau hancurkan reputasi saya. Saya ada dari pagi di sekolah, tolong diklarifikasi langsung ke saya," sahutnya.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya, seorang guru di SMAN 30 Garut, Deni Sahay menyatakan sempat ada lima siswi pingsan kemarin. Menurutnya, hawa panas membuat siswa tak kuat menempuh KBM di dalam tenda.
Tiga siswa pingsan berasal dari kelas X dan sisanya dari kelas XI. "Senin siang siswanya langsung dibawa ke ruang guru," kata dia.
Namun, rencana perbaikan ruang kelas SMAN 30 menuai kritik dari Kepala Balai Pelayanan, Pengawasan Pendidikan (BP3) Provinsi Jawa Barat, wilayah 6, Ai Nurhasan.
Menurutnya, perbaikan ruang kelas baru sia-sia karena ada rencana pemindahan sekolah ke lokasi baru "Bagusnya beli tanah dulu terus dibangun, tapi masyarakat minta dibangun juga," ujarnya.
Saat ini, ruang sekolah berdiri di lahan milik desa sehingga dikhawatirkan menimbulkan konflik kepemilikan di kemudian hari. Untuk itu, ia meminta pihak komite sekolah segera mencari lahan baru untuk pemindahan sekolah.
"Kami sebenarnya ingin masyarakat sabar dulu nanti dibangun beli lahan dulu, tapi mintanya tidak seperti itu, ingin buru-buru dipakai. Kalau di lahan baru belum bisa, jadi rehab saja yang ada," tuturnya.
Jika pembangunan tiga ruang kelas selesai, Ai menilai fasilitas baru itu terbengkalai saat pemindahan sekolah terjadi. "Ada sesuatu yang tidak efisien, pembangunan (sekolah) yang baru kami pertimbangan tidak sekarang, ada prioritas lain sekolah-sekolah yang bermasalah," kata dia.
Sebelumnya, tiga ruang kelas SMAN 30 Garut rusak pasca-tersapu angin puting beliung April lalu. Ratusan siswa terpaksa belajar di tenda darurat milik BNPB, hingga akhirnya para siswa mendemo Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan agar kelas baru segera dibangun.
Saksikan video menarik di bawah ini: