Liputan6.com, Jakarta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat kenaikan realisasi nilai investasi di semester I-2017 sebesar Rp 12,9 persen menjadi Rp 336,7 triliun dibanding pencapaian Rp 298,1 triliun di periode yang sama tahun lalu. Sayangnya meski investasi bertumbuh, penyerapan tenaga kerja turun.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, realisasi penyerapan tenaga kerja yang lebih rendah di paruh pertama 2017 karena adanya tren peningkatan investasi di industri padat modal, seperti industri kimia dan sebagainya.
"Nature dari investasi tergantung di mana mereka investasi. Kalau sekarang ini beberapa sektor yang tumbuh cukup tinggi, seperti industri kimia. Kecenderungannya untuk penyerapan tenaga kerja lebih kecil dibanding manufaktur dan konstruksi," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (26/7/2017).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Sri Mulyani, kemampuan penyerapan tenaga kerja memang tergantung pada sektornya. "Kalau lihat realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), sektor-sektor mana yang tumbuh tinggi tentu kemampuan penciptaan kesempatan kerjanya berbeda," dia menuturkan.
Namun pemerintah berjanji akan terus memantau struktur investasi di Indonesia. Termasuk kebijakan yang sudah dijalankan Kementerian/Lembaga untuk mendukung penciptaan lapangan kerja dan menyejahterakan rakyat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Pemerintah melihat dalam perekonomian dan program-program kita dengan tujuan pengurangan kemiskinan, kesenjangan, penciptaan kesempatan kerja, termasuk perbaikan indeks kualitas manusianya," terang Sri Mulyani.
"Jadi Kementerian/Lembaga juga harus melihat apakah kebijakan yang sudah dilakukan di bawah Menteri Perekonomian supaya investasi mengalir ke sektor-sektor yang bisa menyerap tenaga kerja. Ini adalah sesuatu yang akan terus kita pantau," ucap Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Sebelumnya, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis, mengungkapkan, jumlah penyerapan tenaga kerja dalam kurun waktu enam bulan pertama ini sebanyak 539.457 orang. Realisasi tersebut turun dibanding serapan di periode yang sama tahun lalu sebanyak 681.909 orang.
"Di kuartal II-2017, penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 345.323 orang. Jumlah ini naik dari realisasi kuartal I sebanyak 194.134 tenaga kerja yang terserap," ujar Azhar.
Jika dilihat ke belakang berdasarkan data BKPM, realisasi penyerapan tenaga kerja di kuartal I dan II tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan 2016. Pada kuartal I dan II-2016, penyerapan tenaga kerja masing-masing mencapai 327.170 orang dan 354.739 orang.
Sektor industri yang mengalami pertumbuhan nilai investasi baik PMA dan PMDN di semester I-2017, meliputi pertambangan Rp 44,4 triliun; makanan Rp 37,4 triliun; listrik, gas, dan air Rp 35,7 triliun.
Kemudian industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik Rp 32,7 triliun; industri transportasi, gudang, dan telekomunikasi Rp 26,1 triliun; serta industri lainnya Rp 160,4 triliun.
Tonton video menarik berikut ini: