Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) meminta pemerintah daerah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang tengah membaik. Saat ini Jawa dan Sumatera masih menjadi daerah yang berkontribusi paling besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, sejak 2015, ekonomi Indonesia terus berada dalam tren pertumbuhan yang positif. Jika pada 2015, ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 4,8 persen, pada 2016 mampu mencapai 5 persen.
Baca Juga
Advertisement
"2017 Insya Allah 5,2 persen. Tapi kalau dilihat lebih dalam. BI optimis pertumbuhan ekonomi 2017 kita bisa di antara 5,2 persen-5,4 persen. Mungkin kisaran 5,2 persen artinya momentum terjaga dibandingkan negara lain," ujar dia di Gedung BI, Jakarta, Rabu (26/7/2017).
Dia menjelaskan, sumber pertumbuhan ekonomi paling utama diperkirakan juga masih didominasi oleh Pulau Jawa dan Sumatera. "Pertumbuhan ekonomi Jawa 5,6 persen, di Sumatera 4,05 persen. Tapi masing-masing provinsi kondisinya berbeda," lanjut dia.
Sedangkan daerah di luar Jawa dan Sumatera, lanjut Agus, masih akan bergantung pada ekspor sumber daya alam (SDA). Dalam hal ini, harga komoditas di pasar internasional sangat mempengaruhi ekonomi di daerah.
"Di Indonesia, khususnya luar Jawa sangat tergantung pada sumber daya alam. Kalau harga bagus bisa baik. Tapi 5 tahun terus-terus menurun, jadi buruk. Riau, Jambi ketergantungan SDA di atas 57 persen, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara 72 persen," kata dia.
Oleh itu menurut Agus, sangat penting menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di daerah. Hal ini diharapkan bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Ini kita mesti kita yakinkan tiap provinsi punya sumber pertumbuhan ekonomi yang baik supaya sustainable. Tapi provinsi harus bisa diversifikasi. Ada beberapa provinsi yang diversifikasinya sedikit sekali," tandas dia.
Tonton video menarik berikut ini: