Menristekdikti Imbau Pengajar Hindari Kegiatan Anti-Pancasila

Sebanyak 128 rektor universitas negeri dan 14 universitas swasta hadir dalam rapat evaluasi bersama Menristekdikti.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jul 2017, 03:36 WIB
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menggelar acara Refleksi Akhir Tahun 2015, Jakarta, Senin (28/12/2015). Menristekdikti, Mohamad Nasir memaparkan pencapaian program selama 2015. (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir, mengadakan rapat evaluasi bersama ratusan rektor dari universitas seluruh Indonesia.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (27/72017), sebanyak 128 rektor universitas negeri dan 14 universitas swasta hadir dalam rapat evaluasi bersama Menristekdikti di gedung Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta Pusat.

Nasir mengingatkan para rektor untuk mengawasi peredaran paham radikalisme dan anti-Pancasila di kampus masing-masing. Salah satunya menghindari segala kegiatan dari ormas Hizbut Tahir Indonesia (HTI), yang telah dibubarkan badan hukumnya oleh Kemenkumham.

Sementara itu, di tempat terpisah, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengingatkan untuk berhati-hati dalam meneliti tingkat keanggotaan PNS dalam organisasi HTI. Sanksi pemberhentian hanya diberlakukan bagi mereka yang terbukti kader atau pengurus.

Untuk memperkuat Perpu No 2 Tahun 2017, Mendagri juga mendorong daerah untuk menerbitkan perda pengawasan ormas.

Regulasi di daerah diharapkan bisa memberi langkah preventif hingga tindak lanjut berupa pembubaran ormas yang pergerakannya bertentangan dengan ideologi negara.

Saksikan video Menristek mengimbau pengajar menghindari kegiatan anti-Pancasila, selengkapnya dalam tautan ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya