Liputan6.com, Jakarta - Bajaj Qute kini sedang dalam percobaan sebagai kendaraan roda empat pengganti bemo. Namun, kendaraan asal India ini sempat dikritik karena dianggap hanya mendapat rating bintang satu untuk masalah standar keamanan yang dilakukan Euro NCAP (European New Car Assessment Program).
Kendati demikian, Bajaj India rupanya masih berbangga hati sebab Bajaj Qute yang masuk segmen quadricycle masih lebih unggul daripada Maruti Alto dan Tata Nano, yang mendapat nilai nol untuk soal keamanan.
Advertisement
Sementara itu, para pelaku usaha angkutan umum di DKI Jakarta punya alasan tersendiri mengapa mereka akhirnya menunjuk Bajaj Qute dari India sebagai pengganti bemo.
Menurut Dewan Pimpinan Unit Organda Angkutan Lingkungan DKI Petrus Tukimin, untuk mencari pengganti bemo tidaklah mudah. Setelah lima tahun mencari, akhirnya Bajaj Qute hadir.
“Karena produk dari merek lain belum ada, produk China belum masuk, baru mau. Saat produk China ditawarkan ke kita, para pemilik (bajaj dan bemo) sudah goyang kepala (menolak) saja. Karena nanti kayak kancil, dua tahun hancur. Kancil mesinnya China,” ucap Petrus saat berbincang dengan Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Petrus menyatakan, pelaku pengusaha angkutan umum nyatanya lebih percaya menggunakan produk buatan India yang telah hadir sejak 1975.
Petrus tak menampik, produk yang dibuat selain di India seperti China, juga memiliki kualitas cukup bagus. Hanya saja, pihak importir di Indonesia kerap membeli produk dengan kualitas yang lebih rendah untuk menekan harga.
“Kalau dari China mau yang bagus, mau yang murah ada. Di Indonesia mau seperti itu (yang murah), karena hanya liat modelnya saja, tapi baru pakai sebentar sudah rusak. Beda dengan India tidak mau (turunin kualitas), maunya standarnya dia,” ujarnya.
Bajaj Qute dijual dengan harga sekitar Rp 70 jutaan, bisa DP 10 juta dicicil sekitar Rp 2,4 jutaan per bulan dan tenor selama tiga tahun.
Simak juga video menarik di bawah ini: