Liputan6.com, Garut - Musibah longsor akibat pergerakan tanah terjadi di Kampung Loasari, Desa Tambak Baya, Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, kemarin malam sekitar pukul 22.00 WIB.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu, namun satu rumah berikut ribuan ayam yang berada dalam kandang sebagian besar mati tertimbun tanah longsor.
Menurut Kapolsek Cisurupan, AKP Surya Effendi, kejadian itu cukup mengagetkan warga. Sebab, kawasan tersebut sudah cukup lama belum diguyur hujan.
"Kejadiannya tadi malam. Padahal, tidak ada hujan dulu sebelumnya. Longsor ini terjadi akibat pergerakan tanah. Karena di bawah tanah ada aliran air," ucap dia di lokasi longsor, Kamis (27/7/2017).
Baca Juga
Advertisement
Akibat musibah itu, imbuh Surya, sebuah rumah dan kandang peternakan ayam petelur seluas dua hektare hancur tertimbun material longsor. Sedangkan kerugian materi diprediksi mencapai Rp 500 juta yang berasal dari kandang ayam rusak berikut 3.000 ekor ayam yang tertimbun.
"Beruntung saat kejadian peternakan sedang berhenti beroperasi (mengambil telur), sedangkan dari 3.000 ayam yang tertimbun hanya sebagian kecil yang bisa dievakuasi," kata dia.
Selain menimbulkan kerugian materi, musibah longsor akibat pergerakan tanah ini menyebabkan persawahan yang berada di sekitar lokasi kejadian anjlok, turun dari posisi semula yang rata.
"Sejumlah bangunan terdekat juga banyak yang mengalami pergeseran posisi karena terseret material longsor dari area peternakan," ia menambahkan.
Untuk menghindari adanya longsor susulan bagi warga sekitar kejadian, polisi beserta petugas babinsa dari Koramil Cisurupan telah memasang garis polisi di sekitar lokasi.
Bukan hanya itu, lembaganya bersama TNI dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah akan merekomendasikan permukiman di area tanah bergerak untuk direlokasi. Sebab, anak Sungai Cimanuk yang berada di bawah permukiman sudah tertutup material longsor, sehingga dikhawatirkan terjadi bencana susulan.
Saksikan video menarik di bawah ini: