Liputan6.com, Kudus - Mengharukan, itulah kata tepat menanggapi bahwa menggunting kertas bagi kebanyakan orang merupakan pekerjaan sepele. Bahkan anak SD usia tujuh tahun, atau anak play grup dan TK rata-rata juga sudah diajari cara menggunting. Tapi tidak bagi sejumlah remaja di Kudus. Lho? Beneran kok, simak ceritanya.
Puluhan remaja yang menjadi siswa SMP LB Purwosari Kudus, Jawa Tengah, hari ini, Kamis (27/7/2017) belajar di teras kelas. Tak ada alat tulis di antara siswa. Yang ada hanya tumpukan kardus bekas dan alat potong seperti gunting. Ya, hari ini puluhan siswa SMP LB Purwosari akan belajar membuat aneka mainan dari kardus bekas.
Mita sudah 14 tahun. Ia ternyata belum bisa menggunting. Mita adalah siswi SMP LB Purwosari, Mita, tampak sangat berhati-hati memegang gunting. Remaja putri ini perlahan menggerakkan gunting mengikuti pola gambar di kardus. Sementara, beberapa teman Mita hanya terdiam memandangi tumpukan kardus. Itu lantaran mereka belum memahami cara menggunakan gunting. Mengharukan..
Baca Juga
Advertisement
"Membuatnya susah, tapi senang. Ini yang pertama, belum pernah sebelumnya," kata Mita bangga setelah berhasil memotong gambar pola mobil-mobilan.
Guru keterampilan SMP LB Purwosari Kudus Viena Widayanti menyampaikan, pelatihan ini dapat meningkatkan motorik halus dan pengembangan skill siswa.
"Pelatihan ini untuk tunagrahita, down syndrome, tunadaksa, dan lambat bicara," kata Viena.
Menurut Viena pelajaran keterampilan idealnya satu siswa mendapatkan pendampingan satu guru. Itu sebabnya, pihaknya menggandeng Komunitas Kreasi Sampah Ekonomi Kota (KRESEK) Kudus. Dengan begitu, setiap siswa didampingi satu orang dari komunitas ini.
"Untuk keterampilan memang harus ada pendamping, tapi kalau untuk pelajaran lain bisa seperti normalnya di kelas," kata Viena.
Saksikan video menarik di bawah ini: