Liputan6.com, Garut - Berbicara kopi Garut, Jawa Barat, saat ini memang tak akan ada habisnya. Kopi arabika yang ditanam di dataran tinggi Parahiyangan ini, pamornya sedang naik daun di belantara kopi Tanah Air.
Namun, bukan kopi arabika asal Garut, robusta ataupun kopi luwak yang akan dikupas, melainkan cascara tea atau teh cascara. Minuman teh yang tengah digandrungi warga Amerika Serikat, Hong Kong, dan Singapura yang berasal dari kulit ceri kopi dari Garut.
Minuman yang biasa disajikan dalam kondisi hangat ini memang cocok menjadi pendamping saat menikmati suasana pagi ataupun sore hari.
Meskipun berbahan dasar kopi, saat diminum terutama dalam keadaan hangat, teh cascara tidak memiliki rasa kopi atau sama halnya dengan teh lainnya. Tapi, memiliki rasa manis dan asam yang berasal dari cita rasa khas kopi. Menarik bukan?
Baca Juga
Advertisement
"Cascara ini kita ketahui dari orang luar sekitar akhir tahun 2014. Ternyata dari kulit kopi ini bisa dimanfaatkan dan mempunyai nilai jual," ucap Hari Yuniardi, salah satu pemilik kedai kopi di Garut, Kamis, 27 Juli 2017.
Menurut Hari, teh cascara memiliki khasiat yang baik bagi tubuh. Antioksidan yang terkandung dalam seduhan cascara, nilainya lebih tinggi dari bawang putih. Tak mengherankan, bila orang Barat pun yang doyan mengonsumsi bawang putih, menggandrungi produk teh cascara Garut ini.
Ada dua jenis olahan teh cascara untuk menghasilkan serbuk cascara yang berkualitas. Pertama, dari hasil pengupasan mesin pengupas buah. Hanya saja, rasanya terlalu pahit bagi penikmatnya. Kedua, hasil dari pengupasan buah kopi lalu diolah secara natural atau dijemur alami.
Dari dua proses itu, olahan secara alami lebih disukai karena rasanya lebih lembut, meski prosesnya lebih lama. "Bisa sampai satu bulan untuk dijemur, buah merah harus dibolak-balik, tergantung cuaca juga dalam prosesnya pengeringannya," tutur Hari.
Hingga kini, hasil produksi cascara masih terbatas. Proses pengeringan yang cukup panjang hingga satu bulan, serta cuaca yang tak menentu, menyebabkan produk ini hanya menghasilkan dua ton serbuk teh dalam enam bulan.
"Kadang banyak yang gagal juga karena masalah cuaca. Apalagi, jika kulitnya keburu busuk, enggak bisa dipakai, harus diganti lagi dan diproses dari awal," ujar Hari yang sudah memulai usaha kopi sejak 2010.
Dengan cita rasanya yang khas itu, kini teh cascara dari Garut tersebut sudah merambah pasar dunia mulai Hong Kong, Singapura, dan Amerika serikat. Bahkan, untuk pasar Negeri Paman Sam, teh cascara dari Garut telah lolos tes kesehatan dan memiliki kualitas sangat baik.
"Untuk lokal memang masih banyak yang belum mengetahui. Tapi di sejumlah kafe di Garut, sudah dipasarkan biar orang tahu ini adalah produk Garut," katanya.
Bagi Anda yang tertarik menyeduh produk lokal baru dari Garut tersebut, bisa membelinya seharga Rp 40 ribu per kilogram khusus di Kota Garut. Sementara di pasar teh dunia, harganya bisa melonjak hingga US$ 70 per kilogram. Ayo, tunggu apa lagi untuk menikmati teh cascara .
Saksikan video menarik di bawah ini: