Pabrik Garam Rumahan di Gresik Alih Fungsi Jadi Tempat Parkir

Sebagian buruh pabrik garam rumahan dirumahkan. Sebagian lainnya dipekerjakan sebagai buruh parkir.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 28 Jul 2017, 08:01 WIB
Sebagian buruh pabrik garam rumahan dirumahkan, sebagian lainnya dipekerjakan sebagai buruh parkir. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Gresik - Akibat kurangnya pasokan dan gagal panen garam karena cuaca yang tidak mendukung, beberapa pabrik industri rumahan di Kabupaten Gresik beralih fungsi menjadi tempat parkir.

Hal itu salah satunya terjadi di Desa Manyar, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Pabrik milik pengusaha garam rumahan dijadikan tempat parkir kendaraan roda dua dan roda empat.

"Untuk menyambung hidup, terpaksa kami mengubah tempat industri garam rumahan ini menjadi lahan parkir kendaraan," tutur Imam Muhadi, perajin garam rumahan kepada Liputan6.com, Rabu, 26 Juli 2017.

Ia menjelaskan, sudah hampir dua tahun ini pihaknya beberapa kali mengubah alih fungsi industri gudang menjadi lahan parkir akibat cuaca yang dan tersendatnya pasokan garam impor.

Khusus di tahun ini, sudah hampir enam bulan dirinya tidak lagi menerima pasokan garam. Ia mengatakan sebelum krisis garam, para perajin rata-rata mampu memproduksi garam beryodium dengan kapasitas produksi sebesar 8 ribu ton per tahun dengan wilayah pemasaran mencakup Pulau Jawa.

Setelah krisis garam, ia terpaksa meliburkan buruh garam yang biasanya bekerja memasukkan ke zak sebelum dikirim ke pabrik. Untuk menyambung hidup, pabrik mempekerjakan buruh garam untuk menjadi buruh parkir.

"Tarif Rp 2 ribu untuk parkir motor dan Rp 5 ribu untuk mobil," ujarnya.

Saksikan video menarik di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya