Muslim Yerusalem Bersiap Salat Jumat di Al Aqsa Pasca-Bentrok

Semua masjid di sekitar Al Aqsa diimbau untuk ditutup pada hari Jumat dan langsung beribadah ke lokasi utama itu.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 28 Jul 2017, 10:43 WIB
Penampakan Masjid Dome of The Rock yang berada di komplek Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, Sabtu, (15/7). Pada Jumat (14/7) terjadi penembakan terhadap dua petugas polisi Israel oleh tiga pria bersenjata, sebelum ketiganya ditembak mati. (AP/Mahmoud Illean)

Liputan6.com, Yerusalem - Bentrokan terjadi antara umat Muslim dan pasukan keamanan Israel di Kota Tua Yerusalem pada Kamis 27 Juli 2017 waktu setempat, ketika para jemaah hendak melanjutkan salat di dalam kompleks Al Aqsa.

Mereka bahkan kembali untuk salat Jumat pertama kalinya dalam hampir dua minggu, setelah Israel menghapus langkah-langkah keamanan yang kontroversial dari pintu masuk ke tempat suci yang dikenal umat Islam sebagai Tempat Suci dan Yahudi sebagai Temple Mount.

Keputusan untuk salat di dalam -- bukan di luar lokasi sebagai protes -- mengikuti sebuah rekomendasi dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan para pemimpin Muslim di Yerusalem.

Banyak jemaah masuk dengan cara yang teratur, meski terkadang terlibat perkelahian dengan para petugas. Polisi Israel melemparkan granat setrum dan granat asap untuk membubarkan massa, lalu dibalas dengan umat Muslim melalui lemparan botol air dan batu.

Ribuan orang menanggapi seruan para pemimpin agama Islam untuk menghadiri salat subuh pada Kamis 27 Juli. Mereka meminta para jemaah untuk masuk melalui semua gerbang secara bersama-sama.

Seruan untuk salat subuh juga datang dari Otoritas Yordania-- yang turut bertanggung jawab atas situs suci tersebu--  Islamic Waqf. Pihaknya juga mendorong jemaah untuk kembali salat pada Kamis pagi di dalam kompleks tersebut.

Di tengah keramaian jemaah terlihat kehadiran pihak keamanan Israel tengah berjaga.

Pemimpin Waqf memutuskan tak masuk ke Al Aqsa untuk salat setelah Israel melakukan pengamanan pasca-terbunuhnya dua polisi Israel yang berjaga di sana pada insiden dua minggu lalu. Langkah itu kemudian diikuti oleh banyak umat Islam.

Sebelumnya, Mufti Agung Yerusalem dan Imam Masjid Al Aqsa mengatakan bahwa mereka merasa puas dengan pemindahan detektor logam Israel, dan tindakan pengamanan lainnya yang ditentang oleh umat Islam.

Salat Jumat Bersama

Para pemuka agama Islam itu juga meminta semua masjid di daerah tersebut untuk ditutup pada Jumat 28 Juli waktu setempat, dan langsung beribadah ke Masjid Al Aqsa.

Imbauan tersebut disampaikan setelah polisi Israel mengatakan bahwa kamera yang terpasang di situs tersebut telah diturunkan, dua hari setelah detektor logam juga dibongkar.

Israel memasang detektor logam dan kamera keamanan dekat dengan pintu masuk ke tempat suci tersebut, setelah sebuah serangan di mana dua petugas polisi Israel terbunuh.

Sebelumnya sempat beredar kabar dari para pemimpin politik dan agama ada kemungkinan terjadi demonstrasi meluas di dan sekitar Yerusalem setelah salat Jumat. Demonstrasi tersebut sering berubah menjadi bentrokan antara pemrotes Palestina dan tentara Israel, yang memicu gelombang kerusuhan.

Langkah pengamanan sekarang sama seperti sebelum serangan pada 14 Juli di lokasi tersebut, meskipun polisi sudah bersiap menghadapi lebih banyak konfrontasi. Sementara PM Netanyahu mengumumkan akan ada pengamanan lebih besar di Kota Tua itu pada hari Jumat, banyak polisi perbatasan akan dikerahkan.

"Malam, sepanjang malam, kemarin, semua struktur dan kamera yang tersisa dicabut dari daerah tersebut, yang didirikan setelah serangan terhadap petugas," kata polisi Israel kepada CNN.

"Saat ini polisi berada di dalam dan di sekitar wilayah yang berbeda di Kota Tua itu. Kami memantau keamanan menjelang salat Jumat."

Saksikan video menarik berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya