Liputan6.com, Milan - Belanja besar-besaran yang dilakukan AC Milan pada bursa transfer musim panas 2017 mulai mendapat perhatian dari petinggi UEFA. I Rossoneri diingatkan bahwa tidak ada satu pun klub yang mendapat pengecualian atas peraturan Financial Fair Play (FFP).
Seperti diketahui, AC Milan sejauh ini sudah membeli 10 pemain. Mereka adalah Mateo Musacchio, Franck Kessie, Ricardo Rodriguez, Andre Silva, Fabio Borini, Antonio Donnarumma, Hakan Calhanoglu, Andea Conti, Leonardo Bonucci, dan Lucas Biglia.
Baca Juga
Advertisement
"Milan tidak akan menjadi kekecualian terhadap aturan FFP, karena tidak ada satu pun klub yang menikmati pengecualian," kata Kepala Bidang Financial Fair Play UEFA, Andrea Traverso, dalam wawancara bersama Gazzetta dello Sport, Kamis (27/7/2017).
UEFA, ucap Traverso, tidak akan mencegah Milan berbelanja pemain yang mereka suka. Namun, tetap akan ada konsekuensi bila klub Italia itu tidak dapat menyeimbangkan neraca keuangan mereka.
Seperti diketahui, hukuman bagi pelanggar aturan FFP adalah tidak bisa melakukan transfer pemain selama waktu yang ditentukan. Klub-klub kaya seperti Paris Saint-Germain dan Manchester City pernah merasakannya.
"Tentu AC Milan tidak bisa hanya melakukan apa yang mereka mau. Kalau mereka berbelanja, itu karena mereka ingin kembali ke kejayaan. Kesepakatan sukarela berlaku bagi pemilik saham yang baru, dimana mereka diberi waktu empat atau tiga tahun untuk menyeimbangkan neraca keuangan mereka. Klub kemudian harus memperbaikinya dan UEFA nantinya akan melakukan penilaian," jelas Traverso.
"Peraturannya sama bagi semua klub. Jika klub berbelanja pemain, kami menganggap mereka telah menyeimbangkan neraca keuangan mereka. Jika tidak, mereka akan dihukum, tapi kami tidak bisa mencegah mereka berbelanja," Traverso melanjutkan.
Saksikan video menarik berikut ini:
Berkembang
FFP, baru-baru ini, menuai kritik karena mengizinkan PSG jika ingin membeli Neymar dari Barcelona. Klausul pelepasan pemain Timnas Brasil itu sebesar 222 juta euro atau sekitar Rp 3,46 trilun.
"Kami senang dengan adanya FFP. Kami meraih hasil yang belum pernah diraih sebelumnya selama beberapa tahun. Di tahun 2010 sepak bola kehilangan 1,7 miliar euro, tapi sekarang di bawah 300 juta euro," ucap Traverso.
"Sistem ini terus berkembang, dan secara finansial berkelanjutan. Tapi, dalam dua tahun terakhir, ada sesuatu yang tak dapat dicegah telah berubah. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Dunia berjalan seperti itu, dan sepak bola juga tidak dapat menghindarinya. Akan tetapi sepak bola bukanlah industri seperti bidang yang lain, melainkan kompetisi," tandas Traverso. (Abul Muamar)
Advertisement