Kendaraan Angkut Perkebunan RI Jajaki Pasar Malaysia

Malaysia dibidik sebagai pasar ekspor Wintor karena negara ini memiliki perkebunan kelapa sawit terluas ke dua di dunia, setelah Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Jul 2017, 17:27 WIB
PT Velasto Indonesia, mulai menjajaki pasar ekspor ke Malaysia untuk produk kendaraan angkut khusus perkebunan bernama Wintor. (Liputan6.com/Septian Deny)

Liputan6.com, Jakarta Anak perusahaan PT Astra Otopart Tbk, PT Velasto Indonesia, mulai menjajaki pasar ekspor ke Malaysia untuk produk kendaraan angkut khusus perkebunan bernama Wintor. Pada tahap trial, Velasto mengirim empat unit Wintor. Mereka berharap akan mendapatkan sambutan baik di Negeri Jiran tersebut.

Presiden Direktur PT Astra Otopart Hamdani Dzulkarnaen Salim mengatakan, Malaysia dibidik sebagai pasar ekspor Wintor karena negara ini memiliki perkebunan kelapa sawit terluas ke dua di dunia, setelah Indonesia.

"Malaysia diharapkan dapat menjadi pasar potensial ke depan untuk pemasaran Wintor," ujar dia di Cikarang, Jawa Barat, (28/7/2017).

Dia menjelaskan, saat ini proses desain dan produksi Wintor dilakukan pada fasilitas produksi Velastor Indonesia di Cikarang dengan dukungan vendor, pemasok serta UKM lokal. Kapasitas produksi kendaraan tersebut mencapai 3.000 unit per tahun.

"Saat ini (produksi) sekitar 12 unit per hari. Kalau hitung hari kerja 300 dikalikan 12, kurang lebih 3.000 per tahun yang kita sebut kapasitas," lanjut dia.

Menurut Hamdani, sejak November 2013 hingga saat ini, Velasto Indonesia telah memproduksi sekitar 1.177 unit Wintor yang dipasarkan ke seluruh wilayah Indonesia. Sementara untuk harga per unit berada di kisaran Rp 100 juta.

"Saat ini tipe-tipe yang ada range-nya sekitar Rp 100 jutaan. Tapi kita di-challange oleh costumer juga bahwa kita ini proses menuju ke angka yang lebih reasonable, Rp 60 juta-70 juta. Itu sedang kita persiapkan," kata dia.

Selain ke Malaysia, Astra Otoparts rencananya juga akan memasarkan Wintor ke negara-negara di kawasan Afrika. Menurut Hamdani, permintaan dari pelaku usaha perkebunan di negara-negara tersebut cukup tinggi terhadap kendaraan angkut perkebunan seperti Wintor.

"Yang sedang menunggu sebenarnya beberapa negara di Afrika, antara lain Ethiopia, Nigeria. Permintaan itu ada, cuma kita agak kesulitan dengan korespondensi dengan negara-negara itu. Untuk menjamin pembayaran nanti bagaimana, apakah pakai LC atau pakai apa, itu sedang dalam proses yang cukup lama. Tapi animo dari wilayah sana cukup besar," jelas dia.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengapresiasi upaya PT Astra Otoparts yang memasarkan produk kendaraannya ke negara lain. Terlebih lagi, Wintor merupakan karya anak bangsa dengan tingkat kandungan komponen lokal mencapai 86 persen.

"Dengan kandungan komponen lokal 86 persen, ini buktikan jika local content telah mampu meningkatkan daya saing‎. Local content ini juga didukung kemampuan engineer nasional. Industri kita sudah berbeda dari beberapa tahun lalu. Sektor manufakturing kita masuk 10 besar dan kita masuk global manufacturing chain,‎" tandas dia.

Tonton video menarik berikut ini:


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya