Liputan6.com, New York Harga emas naik ke posisi tertinggi dalam enam minggu setelah sempat melemah, usai suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang sebelumnya diprediksi naik ternyata diputuskan berbeda. Pembelian emas juga dipicu langkah Korea Utara yang kembali menembakkan rudal balistiknya.
Melansir laman Reuters, Sabtu (29/7/2017), harga emas di pasar spot naik 0,8 persen menjadi US$ 1.268,84 per ounce, setelah menyentuh US$ 1.270,38, tertinggi sejak 14 Juni.
Advertisement
Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus naik 0,7 persen ke posisi US$ 1.268,40 per ounce.
Harga emas berkilau, usai data produk domestik bruto (PDB) Amerika pada kuartal kedua dan biaya tenaga kerja mendorong dolar melemah, dan membuat bullion lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
"Ini menunjukkan penurunan besar dalam tingkat inflasi tahunan.. sehingga tidak ada urgensi bagi Fed untuk meningkatkan suku bunganya," ujar Analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
Harga emas memang sensitif terhadap kenaikan suku bunga sebab membuat logam mulia ini menjadi kurang menarik, dan cenderung menguatkan dolar. Kali ini, indeks dolar turun terpicu data ekonomi dan ketidakpastian politik.
Kenaikan harga emas kali ini dibayangi Korea Utara yang kembali menembakkan rudalnya. Ini bisa menjadi antarbenua rudal balistik (ICBM).
Sementara pada logam mulia lainnya, harga perak naik 1 persen menjadi US$ 16,69 per ounce, di jalur untuk kenaikan mingguan ketiga.
Harga Platinum 1,2 persen lebih tinggi menjadi US$ 933,60 per ounce. Sementara Palladium naik 0,7 persen menjadi US $ 878,72 per ounce.
Tonton video menarik berikut ini: