Liputan6.com, Pyongyang - sukses melakukan uji coba Intercontinental ballistic missile atau rudal balistik antarbenua (ICBM). Langkah itu mereka gambarkan sebagai "peringatan keras" untuk Amerika Serikat.
"Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan tes tersebut membuktikan bahwa seluruh AS berada dalam jangkauan rudal," demikian diberitakan media pemerintah Pyongyang, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (29/7/2017).
Advertisement
Peluncuran tersebut dilakukan tiga pekan setelah uji coba ICBM pertama Korut.
Mengonfirmasi peluncuran tersebut, pihak Korut mengatakan bahwa ICBM terbang selama lebih dari 47 menit dan mencapai ketinggian 3.724 km (2.300 mil).
"Sang pemimpin mengatakan dengan bangga bahwa tes tersebut juga memastikan semua wilayah daratan AS berada dalam jangkauan jelas Korut," kata Kantor Berita Pusat Korea.
Pemberitaan tersebut juga menyatakan bahwa roket yang digunakan adalah Hwasong-14, model sama yang diuji Korea Utara pada 3 Juli.
Laporan pada Jumat itu mengatakan rudal tersebut telah mendarat di laut lepas utara Jepang.
Presiden AS Donald Trump menyebut hal itu "hanya tindakan sembrono dan berbahaya yang terbaru dari rezim Korut".
Sementara, China yang juga mengecam uji coba rudal itu, mendesak "semua pihak yang berkepentingan" untuk menahan diri "dan menghindari ketegangan yang kian meningkat".
"Sebagai tanggapan atas uji coba tersebut, militer AS dan Korea Selatan melakukan latihan tembak-menembak dengan menggunakan rudal darat," kata seorang pejabat pertahanan Amerika.
"Rudal tersebut ditembakkan ke perairan teritorial Korea Selatan di sepanjang pantai timur," jelas militer AS dalam sebuah pernyataan.
Menteri Pertahanan Korsel, Song Young-moo, mengatakan bahwa negara tersebut akan mempersiapkan langkah-langkah independen untuk mengekang ancaman Korut, mempercepat penyebaran sistem Terminal High-Altitude Area Defense (Thaad) yang didukung oleh Amerika.
Korut telah berulang kali menguji rudal yang melanggar resolusi PBB.
Peluncuran Terbaru
Pentagon mengatakan, rudal terbaru diluncurkan pada Jumat 28 Juli pukul 23.41 waktu setempat, dari sebuah pabrik senjata di Provinsi Jagang di utara negara tersebut.
Tak biasanya Korut meluncurkan rudal pada malam hari--alasannya belum dapat dipastikan. Lokasi penembakan di Provinsi Jagang itu juga tak diketahui apakah masih beroperasi, karena sebelumnya tak dilaporkan ada aktivitas di sana.
ICBM bisa mencapai ketinggian di luar atmosfer bumi, menggunakan lintasan tajam dengan ketinggian yang memungkinkan Korut menghindari ditembak oleh negara-negara tetangga.
AS, Jepang, dan Korea Selatan mengecam tindakan terakhir uji coba nuklir Pyongyang.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan ancaman terhadap keamanan negaranya "serius dan nyata", sementara juru bicara Pentagon Kapten Jeff Davis mengatakan bahwa AS siap untuk membela diri dan sekutunya dari serangan atau provokasi.
Kabarnya, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in juga mengadakan pertemuan keamanan darurat di tengah malam pasca-uji coba rudal Korut.
Meskipun ada uji coba yang sedang berlangsung, para ahli percaya bahwa Korut belum memiliki kemampuan untuk membuat miniatur hulu ledak nuklir, menyesuaikannya dengan rudal jarak jauh, dan memastikannya terlindungi sampai terkirim ke sasaran.
Para ahli mengatakan, banyak rudal Korut tak dapat secara akurat mencapai sasaran. Namun, yang lainnya yakin bahwa suatu saat Pyongyang dapat mengatasi tantangan itu, dan mengembangkan senjata nuklir yang dapat menyerang AS dalam kurun waktu lima sampai 10 tahun.
Saksikan juga video menarik berikut ini: