Liputan6.com, Depok - Adison (21) dan Indra Winata (28) harus berurusan dengan penegak hukum. Ulahnya mengganjal mesin anjungan tunai mandiri (ATM) telah membuat masyarakat Depok, Jawa Barat, resah. Keduanya ditangkap dini hari, Jumat 28 Juli 2017, di kawasan Gunung Putri, Bogor.
Kepada penyidik polisi, Indra Winata mengakui keterlibatannya bersama dua orang lainnya dalam komplotan pengganjal mesin ATM itu. Dia juga membeberkan peran masing-masing.
Advertisement
Dia mengatakan, Adison bertugas menyangkutkan tusuk gigi ke tempat memasukkan kartu ATM. Hal ini dilakukan agar nasabah tidak dapat mengambil kartu ATM miliknya.
"Secara otomatis ketika dimasukkan kartu ATM akan tersangkut," ucap dia, Jumat 28 Juli.
Setelah ada nasabah yang masuk ke dalam perangkap, di situlah sinyal baginya untuk beraksi. Dia akan mendekati korban dan meminta korban untuk menghubungi nomor call center asli tapi palsu yang tertera di mesin ATM.
"Posisi saya selalu ada di sekitar ATM. Saya akan melobi korban. Saya suruh untuk menghubungi call center," ucap dia.
Berikutnya adalah tugas perempuan berinisial D. Dialah orang yang seolah-olah petugas dari bank yang bersangkutan. Tugasnya adalah memandu korban hingga menyerahkan nomor pin ATM. Begitu skenario itu selesai, kartu ATM milik korban akan diambil.
Dia mengaku baru beraksi di ATM BRI, Kompleks Pelni, Kecamatan Sukmajaya, Depok. Setiap kali beraksi, dia mendapatkan jatah Rp 2 juta. Sisanya diserahkan kepada ketua komplotan.
"Kami tarik tunai sebagian, sebagian lagi di transfer ke rekening ketua," ucap dia.
Sementara itu, Adison mengaku terpaksa bergabung dalam komplotan pengganjal ATM lantaran baru saja kontrak kerjanya diputus perusahaan.
"Tadinya kerja di pabrik. Sehabis Lebaran sudah tidak bekerja lagi," terang Adison.
Dia menambahkan, awalnya dia hanya bertugas memantau lingkungan sekitar. Namun, lama-kelamaan dia belajar mengotak-atik sendiri. "Tadinya cuma ngeliatin. Tapi ke sininya kerja sendiri," terang dia.
Di tempat yang sama, Manajer Pemasaran BRI KCU Depok Prima imanuddin mengimbau kepada nasabah bank, khususnya BRI untuk tidak panik ketika mengalami kartu ATM-nya tersangkut. Selain itu, jangan pernah mau memberikan nomor PIN kepada siapa pun termasuk petugas bank.
"Bahkan ibu kandung," imbuh dia.
Sementara itu, Wakapolresta Depok Ajun Komisaris Besar Faizal Ramadhani mengatakan, salah satu kecepatan polisi dalam mengungkap kasus pengganjal mesin ATM ini karena kedua pelaku terekam kamera pengawas milik BRI.
"Kami terima kasih kepada BRI sudah memasang CCTV," ujar dia.
Faizal mengatakan, total pelaku berjumlah enam. Saat ini, empat pelaku lainnya sedang dalam pengejaran petugas.
Saksikan video di bawah ini: