Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa) menjadikan desa tertinggal sebagai salah satu pusat perhatian. Alasannya, wilayah tersebut belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk memajukan ekonominya.
Salah satu sarana yang perlu ditingkatkan adalah teknologi. Terlebih, pada era digital sekarang, teknologi merupakan salah satu kebutuhan masyarakat termasuk desa tertinggal untuk menjalankan kegiatan sehari-hari.
Baca Juga
Advertisement
Untuk mendorong rencana tersebut, Kemendesa pun mengusung empat program, yakni Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Embung, dan saran olahraga desa yang tercantum dalam Instruksi Menteri Nomor 1 Tahun 2017 tentang kegiatan prioritas kementerian.
Prukades merupakan wujud pengembangan ekonomi kreatif yang mengoptimalkan segala potensi masyarakat pedesaan melalui hasil karyanya yang juga didukung oleh BUMDes. Melalui BUMDes, para pelaku usaha kecil menengah (UKM) dapat mengembangkan bisnis sesuai keahliannya.
Selain itu, Prukades dapat menjadi nilai lebih para UKM untuk mengembangkan dan mempromosikan usaha mereka. Karenanya, pengembangan produk Prukades dilakukan dengan berbasis teknologi dan inovasi.
Tak hanya itu, Kemendesa juga menggelar Expo Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) 2017 yang diadakan di Mezzanine Hall, Thamrin City. Acara yang digelar mulai 28 hingga 30 Juli 2017 ini mempromosikan hasil kreativitas usaha BUMDes sekaligus membuka peluang pemasaran produk unggulan masyarakat desa tertinggal secara luas, baik di dalam maupun luar negeri.
“Kami berharap dengan diselenggarakannya Expo Prukades 2017 ini dapat mempromosikan hasil karya masyarakat desa tertinggal dan membuka peluang inventasi dari para investor baik dari dalam maupun luar negeri," ujar Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, dalam keterangan resminya, Sabtu (29/7/2017).
Tonton Video Menarik Berikut Ini :
Prukades Expo 2017
Ia juga berharap Expo Prukades 2017 dapat mendorong masyarakat desa untuk mengembangkan segala potensi yang mereka miliki. Dengan demikian, mereka dapat menghasilkan sebuah produk usaha yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di desanya.
Expo Prukades 2017 ini dimeriahkan serangkaian acara, seperti pameran hasil produk dari warga desa tertinggal, produk budaya lokal, pertunjukan seni tari tradisional, talk show, dan serangkaian acara menarik lainnya selama tiga hari berturut-turut. Expo Prukades kali ini dihadiri sejumlah kepala daerah, kementerian, instansi pemerintah, BUMN, perusahaan swasta, dan perguruan tinggi.
Adapun pengisi acara talk show dalam Expo Prukades 2017 ini di antaranya Ahmad Erani Yustika selaku Dirjen Pembangunan Kawasan Perdesaan - Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi RI, Rhenald Kasali sebagai founder Rumah Perubahan, H. Abdullah Azwar Anas menjabat sebagai Bupati Banyuwangi, serta M. Yana Aditya selaku Direktur Keuangan PT. Rajawali Nusantara Indonesia, dan Bapak Catur Budi Hartono selaku Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI.
Para pelaku UKM di desa tertinggal juga dapat memanfaatkan sarana teknologi dalam mengembangkan dan mempromosikan bisnisnya. Nantinya, warga desa dapat mengandalkan koneksi internet melalui Program Desa Broadband Terpadu yang dijalankan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
Sebagai informasi, Program Desa Broadband Terpadu merupakan program penyediaan akses internet secara berkala yang dimulai sejak tahun 2015. Program ini terus dikembangkan setiap tahunnya, dan dibangun di 50 desa tertinggal di seluruh wilayah Indonesia.
(Dam/Ysl)
Advertisement