Liputan6.com, Bandung - Organisasi Kebudayaan dan Kemanusiaan Maarif Institute menggelar rangkaian pelatihan konten video positif terhadap pelajar SMA dan SMK di lima daerah, yaitu Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya.
Pelatihan konten video positif dengan sasaran pelajar bertujuan untuk mengedukasi penonton, memberikan pengetahuan dan pemahaman baru, bahkan mengubah cara pandang anak muda terhadap sebuah permasalahan.
Advertisement
Menurut Direktur Program Maarif Institute Khelmy K Pribadi, maraknya isu sosial seperti hate speech, xenophobia, dan extremism dalam betuk digital, kerap kali generasi muda terkena imbasnya.
"Ini merupakan upaya kita untuk terus melakukan konter terhadap fenomena radikalisme di kalangan anak muda," kata Khelmy dalam keterangan tertulisnya, Jumat 28 Juli 2017.
Khelmy mengatakan, dengan adanya pelatihan tersebut, penyebaran kesadaran berempati, toleransi, dan menghargai keberagaman diharapkan berdampak terhadap kehidupan sosial.
Dia menjelaskan, materi dari pelatihan yang digelar kelompoknya berupa lokakarya produksi video kreatif, membuat narasi positif, penyuntingan, sampai dengan pemasarannya.
Sementara, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyebutkan, generasi muda harus digembleng menjadi kelompok perlawanan terhadap radikalisme.
"Gerakan-gerakan primitif dengan mengatasnamakan agama harus dilawan, sekaligus menggelorakan penolakan sektarianisme dan ekstrimisme," ujar Ridwan Kamil.
Pada pelatihan ini, Maarif Institute bekerja sama dengan Cameo Project, duta Program YouTube Creators for Change Indonesia, Peace Generation, dan Google Indonesia.
Saksikan video menarik di bawah ini: